5 Tips Berkunjung ke Tempat Sakral Paling Tertua di Bali, Ternyata Ada di Sini
JAKARTA, iNews.id - Pesona keindahan alam Pulau Dewata selalu saja membuat wisatawan betah untuk berwisata. Masing-masing tempat wisata memiliki keunikan.
Begitu pula saat wisatawan ke Pura Lempuyang. Pura eksotis ini sangat populer di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara. Anda akan banyak menemukan beberapa tempat sakral yang banyak dikunjungi wisatawan.
Salah satu kawasan wisata yang sarat budaya spiritual adalah Pura Lempuyang di Kabupaten Karangasem, Bali. Para pengunjung bisa menyaksikan megahnya bangunan pura dan melihat proses ibadah umat Hindu yang masih sering dilakukan di pura.
Berada di sini, traveler dapat berswafoto dengan background Gunung Agung yang megah. Pemandangannya sangat eksotis karena berada di puncak Gunung Lempuyang atau puncak Bukit Bisbis. Untuk mencapai pura ini, traveler harus menaiki 1.700 anak tangga.
Pura Lempuyang adalah salah satu Pura tertua dan paling dihormati di Bali. Penghormatan ini setara dengan Besakih yang biasa disebut The mother temple of Bali. Mengenai usia dan kedudukan pura, kedua pura ini diyakini melebihi dari mayoritas pura lain di Pulau Bali.
Bagi yang ingin berkunjung, perlu ketahui lima tips sebelum wisata ke Pura Lempuyang Bali. Berikut ulasannya dirangkum pada Senin (21/6/2021).
1. Persiapkan Fisik
Pura Lempuyang terletak di puncak Bukit Gamongan yang berada sekitar 17 kilometer dari Amlapura, Karangasem. Bila memulai perjalanan dari Denpasar, butuh waktu sekitar dua jam perjalanan untuk mencapai kawasan Candi Dasa, tempat pura ini berada. Sesampainya di parkiran mobil, wisatawan harus berjalan mendaki selama 20 menit untuk mencapai puncak pura. Karena terletak di dataran tinggi, Pura Lempuyang biasanya memilki suhu udara yang dingin. Jangan lupa membawa jaket atau busana hangat lain.
2. Perhatikan Lingkungan
Puncak Gunung Lempuyang adalah teritori sekawanan kera. Pengunjung diharapkan berhati-hati karena kera-kera ini terkenal suka mencuri benda berkilauan seperti kacamata, botol minum, bahkan ponsel. Bagi yang membawa makanan juga perlu berhati-hati karena tangan-tangan gesit para kera bisa dengan mudah menyambar makanan dari tangan Anda. Jangan bermain terlalu dekat dengan para kera karena, sebagai hewan liar, gigitan mereka berpotensi menularkan rabies.
3. Waktu Berkunjung
Pura ini terbuka untuk wisatawan umum dari pukul 7 pagi hingga 5 sore dan 24 jam bagi yang ingin sembahyang. Wisatawan disarankan berkunjung sebelum jam 9 pagi atau setelah jam 3 sore. Di waktu-waktu ini, tidak terlalu banyak wisatawan yang berada di pura karena terlalu dekat dengan jam buka dan/atau jam tutup. Sebaiknya jangan berkunjung di antara jam 10 pagi hingga 2 siang karena pura akan sangat padat dan sengatan matahari di jam-jam itu sedang ganas-ganasnya.
4. Fasilitas dan Tiket Masuk
Pengelola pura tidak memasang harga tiket masuk untuk wisatawan. Pengunjung bisa masuk dengan gratis atau membayar sejumlah uang sukarela untuk perawatan pura tanpa ada paksaan. Di luar itu, biaya parkir dibanderol sekitar Rp5.000 dan biaya sewa sarung kira-kira sebesar Rp10.000. Fasilitas yang disediakan pura pun cukup lengkap, dari toilet umum, rest room, sampai beberapa pedagang yang menjajakan makanan ringan untuk dinikmati setelah berjalan di area pura.
5. Pantangan
Sebagai tempat ibadah, tentu ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan di Pura Lempuyang. Ketika berada di pura ini, wisatawan dilarang berkata, berpikir, dan berbuat keburukan. Selain itu, wanita haid, anak kecil, dan ibu menyusui dilarang masuk ke pura. Peraturan-peraturan ini dibuat oleh tokoh adat setempat untuk melestarikan budaya dan keamanan pura dari ancaman fisik maupun spiritual.
Editor: Vien Dimyati