5 Tradisi Menakutkan Berbagai Suku di Dunia, Nomor 4 Ada Ritual Jahit Lubang Vagina Anak Perempuan
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak tradisi menarik di berbagai negara yang memiliki keunikan. Salah satunya tradisi yang terbilang ekstrem dan menakutkan.
Setiap negara tak hanya memiliki keindahan alam masing-masing, namun juga terkenal dengan keunikan budaya dan tradisinya. Dari sekian banyak budaya dan tradisi, terdapat beberapa tradisi ekstrem yang menjadi daya tarik.
Sama halnya seperti Indonesia, di berbagai negara ada suku yang kerap melakukan tradisi ekstrem. Baik sekadar untuk pertunjukkan, perayaan, atau hari peringatan tertentu.
Lantas, tradisi ekstrem apa saja yang ada di berbagai suku yang ada di dunia? Berikut daftarnya, dirangkum pada Jumat, (21/10/2022).
1. Tradisi potong jari di Papua
Bukan Indonesia namanya jika tak punya tradisi unik yang juga terbilang ekstrem. Salah satunya yakni tradisi potong jari yang dilakukan suku Dani di Papua. Suku Dani merupakan suku tanah Papua yang mendiami pedalaman wilayah Pegunungan Tengah dan Lembah Baliem. Suku ini terdiri atas dua kelompok etnis, yaitu wita dan waya. Meski terdengar mengerikan, suku Dani telah melaksanakannya secara turun-temurun. Tradisi tersebut dilakukan ketika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia.
Tradisi ini juga dianggap sebagai penolak malapetaka agar tidak tertimpa musibah yang sama dengan anggota keluarga yang sudah meninggal.
2. Tradisi gendong di atas bara api, China
Ritual pernikahan unik tak hanya ada di Indonesia saja. Beberapa suku di China juga memiliki ritual pernikahan unik yang juga cukup ekstrem. Apabila seorang pria suku di China menikah, maka ada ritual, di mana Anda harus menggendong mempelai wanita di atas batu bara terbakar yang tentunya sangat panas.
Tradisi dilakukan agar istri menjadi bangga terhadap sosok suaminya yang memiliki tenaga besar dan semangat dalam memenuhi kehidupan dan kebutuhan rumah tangga. Menariknya, tradisi berjalan di atas batu bara api ini juga biasa dilakukan untuk mencegah bencana alam
3. Sekte Aghori di India
Aghori merupakan sekte biarawan di India dengan melakukan ritual kanibalisme untuk mencapai pencerahan spiritual. Dengan hanya sekitar 20 anggota yang tersisa, sekte itu minum dari mangkuk tengkorak manusia dan melumuri tubuh mereka dengan abu dari mayat yang terbakar.
Sekte Aghori juga meyakini, mereka dapat mencapai puncak penyatuan jiwa dengan alam dengan membenamkan diri dalam hal-hal yang dianggap tabu atau menakutkan oleh orang lain. Di antaranya mengunyah kepala hewan hidup, bermeditasi di atas mayat, dan memakan daging manusia, termasuk dalam beberapa ritual mereka.
4. Tradisi Infabulasi di Afrika Timur dan Indian Peru
Salah satu suku di Afrika Timur dan Indian Peru memiliki tradisi untuk mencegah anak perempuan mereka melakukan hubungan seksual sebelum menikah, yakni dengan cara menjahit dan mengikat labia majora dan menyisakan lubang kecil untuk buang air kecil di bagian alat vital mereka.
Jahitan ini baru dibuka sedikit saat perempuan tersebut telah menikah dan akan melakukan hubungan seksual serta saat akan melahirkan. Tradisi yang dikenal dengan infabulasi ini sebenarnya sangat berbahaya, pasalnya dapat merusak kulit, menyebabkan infeksi, dan membahayakan ibu dan bayi dalam proses persalinan.
Infabulasi merupakan salah satu bentuk dari female genital mutilation (FGM), yang merupakan kegiatan pengangkatan alat kelamin wanita yang dilakukan dengan sengaja dan non-medis.
5. Tradisi leher panjang di Thailand
Di Thailand terdapat suku yang cukup unik dan ekstrem, yakni suku leher panjang. Suku ini identik dengan tumpukan cincin yang dipasang di bagian leher. Menariknya, cincin pada leher para perempuan hanya boleh dilepas tiga kali seumur hidup.
Suku Karen mendiami pedalaman Thailand dengan populasi mencapai 28.000 jiwa. Suku Karen mempunyai sejarah cukup panjang. Dalam makalah berjudul ‘Pesona Budaya Karen di Thailand’, suku ini sebenarnya bukanlah penduduk asli Thailand. Nenek moyang mereka melakukan perjalanan melintasi sungai pasir yang mengalir. Banyak pihak beranggapan, tempat yang dimaksud adalah Gurun Gobi. Mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani.
Editor: Vien Dimyati