6 Desa di Wonogiri Harus Dikunjungi Minimal Sekali Seumur Hidup, Masih Hijau Suasananya Bikin Tenang
JAKARTA, iNews.id - Pesona keindahan alam yang ada di Wonogiri sangat menarik untuk dijelajahi. Selain memiliki pegunungan, pantai, budaya dan kuliner yang menggoda, Wonogiri juga punya desa menakjubkan untuk dijelajahi.
Ya, Wonogiri merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, memiliki beragam keunikan dan potensi, baik dari segi budaya, wisata, maupun sumber daya alam. Destinasi wisata yang populer di Wonogiri adalah waduk besar yang bernama Gajah Mungkur, berfungsi sebagai sumber irigasi, pembangkit listrik, dan tempat rekreasi.
Kali ini, jika tertarik menjelajahi Wonogiri, jangan lewatkan untuk singgah ke salah satu desanya yang menakjubkan. Penasaran, ingin tahu di mana saja desa yang harus dikunjungi minimal sekali seumur hidup? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (24/7/2924).
1. Desa Sendang
Desa di Wonogiri yang bisa dijelajahi ada Desa Sendang. Berada di desa ini Anda bisa menemukan satu waduk besar yang fenomenal. Waduk tersebut bernama Gajah Mungkur. Waduk ini menawarkan pemandangan air yang luas dan tenang, dikelilingi oleh perbukitan hijau yang memberikan suasana sejuk dan menenangkan. Pengunjung bisa menikmati berbagai aktivitas seperti berperahu, memancing, dan bersepeda di sekitar waduk.
2. Desa Pucung
Pucung merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa ini memiliki banyak potensi wisata dengan pemandangan pegunungan, kesenian, budaya, dan pertanian. Desa Pucung memiliki topografi yang bervariasi dan hutan pinusnya yang dilindungi oleh pemerintah. Berada di desa ini ada satu pantai menakjubkan, yaitu Pantai Nampu yang menawarkan keindahan pasir putih halus dan air laut yang jernih.
Pantai ini dikelilingi tebing-tebing karang yang memberikan kesan eksotis dan alami. Ombak yang cukup besar membuatnya menjadi tempat yang cocok untuk berselancar. Suasana pantai yang masih alami dan sepi juga menjadikannya tempat yang sempurna untuk relaksasi.
3. Desa Hargantoro
Desa Hargantoro berlokasi di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa ini memiliki lanskap yang khas dengan perbukitan dan area pertanian yang subur. Mayoritas penduduk Desa Hargantoro bekerja sebagai petani. Pertanian di desa ini cukup beragam, meliputi tanaman padi, jagung, dan berbagai jenis sayuran. Seperti desa-desa lain di Wonogiri, Hargantoro juga memiliki budaya dan tradisi yang masih kental. Kegiatan-kegiatan adat dan upacara keagamaan sering diadakan dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Salah satu destinasi populer di Desa Hargantoro adalah Bukit Cumbri yang menjadi surga bagi para pendaki dan pencinta fotografi. Dari puncak bukit, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam yang luas dan indah, termasuk hamparan perbukitan dan lembah yang hijau. Saat matahari terbit atau terbenam, pemandangan di sini menjadi sangat spektakuler dengan langit yang berwarna-warni.
4. Desa Temboro
Desa Temboro adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Lokasi desa ini memiliki topografi perbukitan dan lembah yang khas di wilayah Wonogiri. Desa Temboro masih memegang teguh budaya dan tradisi Jawa. Upacara adat, gotong royong, dan kegiatan sosial lainnya sering diadakan untuk mempererat ikatan antarwarga. Meski bukan desa wisata yang terkenal, Desa Temboro memiliki potensi wisata alam yang menarik. Pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari ketenangan dari suasana perkotaan.
Salah satu destinasi yang bisa dikunjungi adalah Goa Putri Kencono yang menawarkan keindahan alam bawah tanah menakjubkan. Stalaktit dan stalagmit yang terbentuk secara alami menciptakan formasi yang unik dan indah. Goa ini juga memiliki suasana mistis dengan cerita legenda yang menambah daya tariknya.
5. Desa Wonokerto
Selain itu, desa lainnya yang bisa dikunjungi ada Wonokerto yang terletak di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa Wonokerto berada di Kecamatan Wonogiri yang merupakan pusat administrasi Kabupaten Wonogiri. Lokasi desa ini strategis dan memiliki akses yang baik ke pusat kota serta daerah sekitarnya. Desa Wonokerto memiliki budaya dan tradisi yang kental dengan adat Jawa. Kegiatan sosial seperti gotong royong, upacara adat, dan acara keagamaan sering diadakan dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat desa. Wonokerto memiliki potensi wisata alam dan budaya. Pemandangan alam yang indah dan suasana perdesaan yang asri dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam.
Berada di desa ini juga jangan lewatkan untuk singgah ke Pantai Sembukan yang dikenal dengan ombaknya yang besar dan pemandangan laut luas. Pantai ini sering dijadikan tempat untuk ritual keagamaan karena dipercayai memiliki kekuatan spiritual. Keindahan pantai yang alami dan suasana yang sakral menjadikannya tempat yang menarik untuk dikunjungi.
6. Desa Kepyar
Terakhir adalah Desa Kepyar yang berlokasi di Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Desa ini memiliki topografi yang khas dengan perbukitan dan area pertanian yang luas. Desa Kepyar juga memiliki budaya dan tradisi Jawa yang masih kuat. Kegiatan adat, gotong royong, dan upacara keagamaan sering diadakan dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Meskipun tidak terkenal sebagai destinasi wisata utama, Desa Kepyar memiliki pemandangan alam yang indah dan suasana perdesaan yang tenang. Hal ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam.
Bagi yang singgah ke desa ini, Anda harus menjelajahi Air Terjun Banyunibo. Air terjun ini memiliki keindahan air yang jatuh dari ketinggian 35 meter, menciptakan kolam alami di bawahnya. Dikelilingi oleh hutan yang rimbun dan hijau, air terjun ini memberikan suasana yang tenang dan sejuk, cocok untuk piknik dan berenang.
Itulah desa di Wonogiri yang harus dikunjungi minimal sekali dalam seumur hidup. Desa-desa ini menawarkan keindahan alam yang beragam, dari pegunungan, air terjun, hingga pantai, semuanya masih alami dan belum banyak terjamah oleh tangan manusia, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.
Editor: Vien Dimyati