Ada Atraksi Pesawat di Aero Sport Fest 2025 Tanjung Lesung, Intip Keseruannya!
JAKARTA, iNews.id - Destinasi wisata Tanjung Lesung menghadirkan atraksi pesawat hingga paramotor di Aero Sport Fest 2025. Seperti apa keseruannya?
Suara tepuk tangan pecah ketika dua pesawat Cessna melintas rendah di langit Bandara Salakanagara. Tak berselang lama, tujuh paramotor muncul dari arah barat, meliuk-liuk di atas hanggar.
Aksi berlanjut dengan atraksi pesawat aeromodelling dan drone yang saling berkejaran sambil melakukan manuver tajam. Membuat sekitar 500 pengunjung pun terpukau.
Seperti itu salah satu keseruan Aero Sport Fest 2025, event tahunan Pusat Teritorial TNI Angkatan Udara (Pusterau) yang berkolaborasi dengan Tanjung Lesung. Tahun ini, festival tidak hanya menghadirkan olahraga dirgantara, tapi juga menggandeng komunitas kreatif yang memeriahkan akhir pekan, seperti Basecamp XAuto, Komunitas Campervan Indonesia, hingga pelaku UMKM.

Dengan latar pepohonan hijau dan area resort yang tertata, pengalaman menonton atraksi udara di Tanjung Lesung terasa berbeda. Banyak keluarga memanfaatkan momen ini sebagai liburan singkat. Ya, anak-anak berlarian di area festival, sementara para orang tua menikmati suasana pesisir yang tenang sambil sesekali mendongak melihat aksi-aksi di udara.
"Festival ini bukan hanya ajang hiburan, tapi juga untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap dunia dirgantara, melalui kegiatan edukatif, rekreatif dan produktif," kata Kepala Pusat Teritorial TNI Angkatan Udara (Kapusterau) Marsma TNI Tjahja Elang Migdiawan ditemani para pejabat Pusterau: Wakapusterau, Sespusterau, para Direktur Pusterau di hanggar, Bandara Salakanagara, belum lama ini.
Ia menambahkan, alasan pihaknya memilih Tanjung Lesung karena kawasan ini mampu menggabungkan kegiatan dirgantara dengan pariwisata dan kegiatan lain. Selain itu, antusiasme masyarakat di sekitar kawasan juga tinggi.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak Tanjung Lesung yang telah memfasilitasi kegiatan ini, sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik, aman, dan lancar," kata Tjahja Elang Migdiawan.
Tak hanya atraksi udara, festival ini juga menyediakan aktivitas yang ramah keluarga. Ada lomba mewarnai untuk TK, lomba menggambar untuk SD, hingga lomba fotografi untuk umum.
Komunitas campervan juga ikut memeriahkan acara dengan menghadirkan berbagai tipe kendaraan, mulai dari overland, camper van, motorhome hingga caravan.
"Ini kombinasi yang menarik, memadukan wisata, dirgantara, dan komunitas," kata Jaka, Ketua Komunitas Campervan Indonesia.

Tjahja Elang Migdiawan melihat olahraga dirgantara kini semakin diminati generasi muda. Hal ini bisa dilihat kegiatan atraksi dirgantara yang diisi wajah-wajah anak muda.
Ditambah, dirinya sempat berdiskusi dengan manajemen Tanjung Lesung mengenai kemungkinan memasukkan kegiatan aerosport sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMA 2 President (Boarding School), seperti paralayang, paramotor, dan lain-lain.
"(Mengapa begitu) Kami ingin kegiatan ini menjadi wadah pembinaan potensi kedirgantaraan yang aman dan menyenangkan," urai Tjahja Elang Migdiawan.
Ia juga menyoroti pentingnya pembinaan resmi bagi pilot olahraga. Kehadiran Captain Meggy, Direktur PPI Curug, bersama Captain Win Winarso dari DKPPU Kemhub, dinilainya penting untuk mendorong proses pemberian SPL (Sport License) yang lebih sah dan terarah bagi para pilot sport.
Kunto Wijoyo selaku Direktur Operasional Tanjung Lesung mengaku optimistis dengan perkembangan Bandara Salakanagara akan menjadi pusat olahraga yang bisa mendapat tempat di hati pecinta dirgantara Indonesia.
Menurutnya, fase pertama dari hadirnya Bandara Salakanagara sudah selesai, yakni membangun hanggar, airstrip dan mengenalkan Bandara Salakanagara ini ke para komunitas dirgantara.
Saat ini, Bandara Salakanagara sudah memasuki fase selanjutnya, yakni fokusnya bukan hanya Bandara Salakanagara semakin dikenal, tapi benar-benar mengembangkan olahraga-olahraga dirgantara di Bandara Salakanagara.
"Ada kemungkinan tahun depan akan dibangun satu hanggar lagi sebagai bagian dari pengembangan menuju pusat kegiatan dirgantara," katanya.
Sebagai kawasan wisata berstatus KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), Tanjung Lesung terus membuka diri terhadap kolaborasi. Mulai dari flying school, komunitas dirgantara, penyelenggara event outdoor, hingga kegiatan wisata keluarga.
"Tadi kami sudah berbicara dengan Kapusterau, dan mereka siap mendorong pengembangan kedirgantaraan di Tanjung Lesung. Ini sangat menjanjikan, sekaligus bentuk komitmen kami bahwa kami ingin Tanjung Lesung menjadi tempat yang nyaman bagi siapa pun yang ingin berkegiatan (olahraga) di laut, darat, maupun udara," ungkap Kunto Wijoyo.
Editor: Muhammad Sukardi