Berwisata ke Baduy, Menikmati Alam dan Kesederhanaan
JAKARTA, iNews.id - Wisata ke perkampungan suku Baduy dapat menjadi pengalaman yang menarik. Di sana Anda dapat belajar kehidupan sederhana, belajar kebudayaan suku Baduy dan menikmati pemandangan.
Eva Fauziah, salah satu pengunjung mengatakan, ketika dirinya melakukan travelling ke Baduy, dia mendapat kesan tak terlupakan. Eva mendapat pengalaman dan pengetahuan baru tentang kebudayaan suku Baduy.
"Mereka masih sangat menjaga tradisi, kebudayaan, dan warisan leluhurnya, meskipun ada beberapa hal yang sudah modernisasi," kata Eva Fauziah, kepada iNews.id, belum lama ini, di Baduy.
Untuk menuju ke sana, wisatawan dapat naik menggunakan moda transportasi kereta api dari stasiun terdekat, dengan tujuan stasiun Rangkasbitung.

Setibanya di Stasiun Rangkasbitung, Anda dapat menyewa Mobil ELF. Mobil ini akan mengantarkan Anda ke Desa Ciboleger. Perjalanan yang ditempuh bisa mencapai sekitar dua jam. Setelah sampai di Ciboleger Anda dapat menggunakan jasa pemandu yang akan membawa ke Baduy luar.
Dari Ciboleger, Anda dapat melakukan perjalanan ke Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perjalanan ke Baduy dalam lebih jauh, Anda harus melewati Baduy Luar terlebih dahulu untuk sampai di Baduy Dalam.
Perjalanan menuju Baduy Luar ditempuh sekitar 2,5 jam. Dalam perjalanan, Anda akan melewati rumah-rumah warga, aliran sungai, dan jalan yang terus menanjak ke atas.
Setelah sampai di Baduy Luar, Anda dapat menginap di rumah warga, di antaranya di Desa Gajebo. Biaya untuk sewa sehari menginap tidak ditentukan, pengunjung dapat membayar harga yang sesuai dengan kantong.

Biasanya, penghuni rumah sudah terbiasa menerima tamu dari luar, mengingat banyaknya pengunjung yang ke Baduy. Di rumah tersebut, kita bisa memasak dan melakukan aktivitas. Warga di Baduy memasak menggunakan tungku. Anda dapat meminta bantuan pemilik rumah untuk menyalakan api.
Jika sampai di Desa Gajebo pada sore hari, Anda dapat jalan-jalan melihat suasana Baduy Luar. Anda dapat berbincang dengan warga di sana. Warga Baduy menggunakan bahasa Sunda di kesehariannya. Hanya sedikit dari mereka yang dapat memahami Bahasa Indonesia.
Anda juga dapat memotret keseharian warga Baduy, seperti ibu-ibu atau anak perempuan yang sedang menenun di depan rumah. Memotret rumah-rumah khas dan pemandangan alam yang indah.
Pada malam hari, tidak ada lampu yang menerangi rumah-rumah, warga biasa menggunakan senter untuk penerang. Untuk mengisi waktu pada malam hari, Anda dapat duduk-duduk di halaman rumah sambil mengobrol mengenai kebudayaan Baduy dengan warga.
Editor: Vien Dimyati