Botol Bekas Jangan Langsung Dibuang, Ternyata Bisa Jadi Produk Bermanfaat
JAKARTA, iNews.id - Selain sampah makanan, plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar limbah yang merusak lingkungan. Bahkan, Indonesia berada di peringkat kelima sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut.
Menurut catatan World Population Review, sampah plastik di laut Indonesia mencapai 56 ribu ton pada 2021. Di atas Indonesia ada China dengan kontribusi terhadap sampah plastik mencapai 70 ribu ton.
Jika limbah plastik dibiarkan tentunya akan merusak lingkungan hingga jangka panjang. Maka itu, dibutuhkan penanganan yang tepat dalam mengatasi limbah plastik.
Adapun beberapa limbah tersebut, seperti kantong plastik, botol minuman, galon sekali pakai, dan masih banyak lagi. Padahal, produk plastik ini jika diolah dengan baik bisa memiliki manfaat.
Daniel Lawrence Angelo Law, Direktur Utama PT POPI mengatakan, galon sekali pakai bukanlah masalah di lapangan, justru menjadi berkah bagi teman-teman pengumpul dan bagi recycler. "Membantu pemulung karena biasanya pemulung harus mengumpulkan 33 botol untuk dapatkan 1 kg PET. Sekarang teman-teman pemulung hanya cukup mengumpulkan empat botol saja sudah dapat 1 kg PET." kata Daniel Lawrence melalui keterangannya belum lama ini.
Perlu diketahui, saat ini Le Minerale telah menyerahkan lima mobil tambahan ke PT Prevented Ocean Plastic lndonesia (POPI) untuk meningkatkan collection rate, pengumpulan dan pengangkutan botol dan galon PET. Rencananya mobil ini akan melayani lebih dari 200 pengepul yang merangkul lebih dari 2.000 pemulung di 5 kota 4 provinsi, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jangkauan mobil tersebut menghubungkan 15 titik pengumpulan POPI yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi. Dukungan terhadap peningkatan recycle rate ini merupakan komitmen Le Minerale yang telah secara konsisten dalam 3 tahun ini menjalankan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN).
Gesn bersinergi bersama para partner untuk meningkatan collection & recycling rate plastik pasca-konsumsi PET Indonesia. Dengan kolaborasi bersama 20 mitra formal/informal di Jabodetabek dan Jawa Timur, Gesn telah mengumpulkan PET baik botol maupun galon sebanyak lebih dari 25,000 ton. Untuk mencapai hasil yang lebih integrated dan maksimal, GESN pun terus ditingkatkan dengan membangun pabrik daur ulang plastik PET resin, berbasis food grade teknologi & berkapasitas 13,000 ton/tahun.
"Ini menjadi milestone yang baru, kerja sama ini telah memperluas jangkauan di 15 titik collection center skala nasional," kata Ronald Atmadja, Direktur Sustainability Le Minerale.
Ronald menambahkan, peran POPI dan Polindo group dalam industri daur ulang sangat sinergis, mulai dari mengumpulkan hingga industry value added processing, yaitu mengubah botol atau galon menjadi flake hingga melakukan direct selling kepada pengguna bahan daur ulang. Usaha yang terintegrasi ini sangat penting untuk memastikan permintaan akan collection PET dalam negeri bisa stabil dan bahkan meningkat.
"Untuk mendukung pergerakan daur ulang close & open loop recycling, Gesn menyerahkan tambahan armada berupa 5 mobil pickup L300 yang diharapkan dapat meningkatkan collection plastik PET sebesar 350 ton/tahun kepada 200 mitra POPI. Tambahan 5 mobil ini akan diprioritaskan untuk mengambil galon PET Le Minerale yang memiliki nilai daur ulang tinggi," ujar Ronald.
Daniel menambahkan selain meringankan pemulung dan recycler, ternyata galon sekali pakai juga memiliki keunggulan dari sisi berat yang lebih tinggi dibandingkan material plastik PET pada umumnya, sehingga mampu menaikkan volume produksi karena jumlah cacahan lebih banyak.
"Lebih efisien saat proses produksi karena lebih berat, maka waktu produksi menjadi lebih pendek dengan hasil produksi yang sama dibandingkan dengan menggunakan material dari botol minum air mineral, minuman berkarbonasi dan minuman berasa. Galon lebih tebal sehingga bisa menambah density PET dan hasilnya pun lebih kuat." tutur Daniel.
Editor: Vien Dimyati