Desa Unik di Jombang, Batu Candi Kuno Muncul di Kebun Singkong, Ukurannya Besar-Besar!
JAKARTA, iNews.id - Peninggalan zaman Kerajaan Majapahit hingga saat ini masih saja meninggalkan misteri. Masih banyak sisa-sisa peninggalan yang belum diketahui.
Bahkan, baru-baru ini seorang pria menemukan puing-puing batu yang diduga sebagai bekas bangunan kerajaan Majapahit. Letak puing-puing tersebut ada di kebun singkong milik warga yang ada di Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
"Jadi di sini itu ada batu-bata kuno, diduga peninggalan pada nenek moyang zaman Majapahit yang masih ada sampai sekarang. Ini harus dijaga dan lestarikan," ujar pemilik akun YouTube Kuno Brono, dikutip Senin (22/5/2023).

Batu bata yang ditunjukkan dalam tangkapan video tersebut berwarna merah dan telah tertutup dengan lumut juga rerumputan liar. Sekilas batu-bata tersebut terlihat tidak begitu istimewa. Batuan tersebut berjejer memanjang yang diperkirakan ukurannya adalah 10 meter.
"Mungkin ini di bawahnya candi yang ukurannya sangat besar. Ada juga batu bekas cap jari. Cuma ini posisinya terpotong-potong dan panjang," kata dia.
Selain memanjang, batu-batuan tersebut ada yang menumpuk dan telah hancur karena termakan lumut. Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah batu-bata tersebut benar-benar peninggalan dari zaman Majapahit.
Hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut dari arkeolog maupun para ilmuwan terkait video tersebut. Karakteristik batuan penyusun candi biasanya dibangun dari batuan dengan jenis andesit, yang memiliki tingkat pelapukan dan kerusakan berbeda-beda.
Batu candi yang ditumbuhi lumut memiliki densitas yang lebih kecil dan porositas yang lebih besar dibanding batu candi yang tidak ditumbuhi lumut.
Kandungan silika pada batu candi yang ditumbuhi lumut lebih rendah jika dibandingkan dengan yang tidak ditumbuhi lumut. Hal ini dikarenakan proses pelapukan yang terjadi menyebabkan berkurangnya kadar silika pada batuan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait batuan yang viral dan ditemukan oleh seorang warga.
Editor: Vien Dimyati