Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sherina Munaf Murka Gajah di Mason Elephant Park and Lodge Bali Dicoret-coret Cat!
Advertisement . Scroll to see content

Desa Unik di Sulawesi, Warganya Masih Terapkan Ritual Angkat Rumah saat Pindahan 

Rabu, 23 November 2022 - 20:37:00 WIB
Desa Unik di Sulawesi, Warganya Masih Terapkan Ritual Angkat Rumah saat Pindahan 
Desa unik di Sulawesi masih terapkan ritual angkat rumah (Foto: Instagram @altimet)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak ritual unik di berbagai daerah di Indonesia yang membuat siapa saja penasaran. Salah satunya ritual di Sulawesi Tengah yang masih memiliki tradisi angkat rumah.

Jika singgah ke Desa Tinombala di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Anda masih bis menjumpai tradisi unik ini. Ya, Indonesia dengan beragam tradisi dari masing-masing suku menciptakan daya tarik tersendiri, tak hanya bagi warga lokal tetapi juga masyarakat luar negeri. Salah satunya adalah tradisi yang masih diterapkan di Desa Tinombala, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Masyarakat di sini masih melakukan tradisi angkat rumah, yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk memindahkan rumah ke lokasi atau tempat lain yang telah ditentukan. 

Untuk memindahkan rumahnya, diperlukan bantuan dari tetangga atau warga di kampung untuk mengangkat rumah secara gotong royong. Material rumah yang berbahan dasar kayu juga memudahkan warga untuk mengangkatnya. Untuk mengangkat rumah warga yang dilibatkan jumlahnya bisa puluhan bahkan mencapai ratusan, tergantung dari besar rumah yang akan dipindahkan atau diangkat. 

Sebelum dilakukan pengangkatan, hal pertama yang dilakukan adalah mengikat bambu mengelilingi tiang rumah dan bagian dalam. Kemudian, dinding rumah yang terbuat dari papan dilepas satu per satu termasuk pintu dan jendela.

Setelah rumah dipindahkan ke tempat lain, tuan rumah akan menyediakan hidangan untuk dinikmati para warga yang telah membantu memindahkan rumahnya. Makan bersama ini merupakan bentuk ikatan silaturahmi yang erat antara warga. 

Hidangan yang dimasak tersebut adalah bentuk ucapan terima kasih dari tuan rumah kepada orang-orang yang telah secara tulus mau membantu untuk memindahkan rumahnya.

Ingin tahu apa alasan ritual angkat rumah ini masih dilakukan? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (23/11/2022).

Tradisi angkat rumah dilakukan di beberapa daerah lain di Indonesia

Tidak hanya ada di Desa Tinombala, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, hal serupa juga diterapkan oleh masyarakat Bugis, Barru, Sulawesi Selatan. Lebih tepatnya di Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru yang masih hidup dan mengakar hingga saat ini.

Kegiatan mengangkat rumah, oleh masyarakat Bugis ini disebut dengan Marakka’ Bola atau Mappalette yang berlangsung secara turun-temurun. Untuk memindahkan rumah seseorang, pesan disampaikan melalui toa atau alat pengeras suara yang ada di masjid, tak lama masyarakat akan berkumpul dan membantu secara sukarela.

Adapun tujuan dari memindahkan rumah ini adalah agar terhindar dari bencana atau malapetaka. Uniknya tak hanya masyarakat Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan, tradisi ini juga ditemui dan dikenal oleh masyarakat Sulawesi Barat dengan sebutan yang berbeda dari kedua tempat tersebut, yang dikenal dengan istilah Maakke Boyang di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Berbeda dengan dua daerah sebelumnya, dalam prosesi Maakke Boyang, saat rumah akan dipindahkan dua anak kecil harus ada di dalam rumah, yang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membuat tradisi berjalan lancar.

Setelah itu tuan rumah akan menghidangkan ule ule bue atau kacang hijau untuk dinikmati bersama sebagai perwujudan rasa syukur karena tradisi Maakke Boyang telah selesai dilakukan.

Tradisi dengan nilai gotong royong yang kuat

Tradisi yang dilakukan di ketiga daerah tersebut menunjukkan betapa kuatnya nilai gotong royong yang masih mengikat para masyarakat setempat. 

Gotong royong merupakan adalah suatu kepribadian bangsa serta budaya yang sudah melekat dan berakar di dalam kehidupan masyarakat. Ada berbagai manfaat gotong royong yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti terjalinnya rasa solidaritas di dalam lingkungan masyarakat, mempererat tali persaudaraan tanpa mengenal latar belakang atau status ekonomi yang ada, selain itu juga menjadikan lingkungan sekitar rumah menjadi lebih aman karena warga sudah saling mengenal.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut