Desainer Mel Ahyar Pamerkan Keindahan Tenun Lombok dan NTT di Warisan Budaya Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Acara gathering Tanda Cinta Warisan Budaya Indonesia untuk Bhinneka Tunggal Ika yang digelar oleh Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation telah memasuki hari terakhir.
Pada Minggu (20/8/2023), WBI mengangkat produk dari Indonesia Timur. Beberapa anggota WBI dari berbagai kalangan pun turut hadir dalam acara yang diselenggarakan di WBI Store, Ashta District 8, Sudirman, Jakarta Selatan ini. Salah satunya, desainer ternama Tanah Air, Mel Ahyar. Desainer kondang ini yang baru saja meluncurkan karya keindahan wastra Indonesia hadir mengenakan outfit dari tenun dari Lombok dan NTT. Mel Ahyar menyebut, tema Indonesia Timur kali ini diangkat agar wastra dari Indonesia Timur bisa semakin dikenal lagi oleh masyarakat.
“WBI itu bertemakan Indonesia Timur. Supaya lebih aware saja, dan di sini tuh WBI juga standby untuk misalnya kalau ada pengunjung memberikan pertanyaan seputar kain-kain dari Indonesia Timur, seperti yang aku pakai ini,” kata Mel, saat diwawancara di lokasi, Minggu, (20/8/2023).
“Ini kan dari Lombok sama NTT. Jadi bisa mengundang curiosity dari pengunjung, antusias dari pengunjung untuk mencari tahu kain-kain khususnya Indonesia Timur,” katanya.
Sebagai seorang desainer yang telah berkiprah selama puluhan tahun, Mel Ahyar menjelaskan tentang karakter dari kain atau wastra khas dari Indonesia Timur, khususnya pada tenun-tenunnya yang unik. Mel menyebut, salah satu alasan yang membuat kain Indonesia Timur lebih spesial dari kain-kain dari daerah lainnya adalah karena keunikan motif, pewarnaan alamnya, hingga proses pembuatannya yang terbilang cukup sulit, sehingga membuatnya cukup eksklusif.
“Rata-rata Indonesia Timur itu motif-motif coraknya itu sangat unik. Selain karena warna alamnya, keragaman motifnya itu agak sedikit seperti bisa dikatakan ada primitif desainnya,” terangnya.
“Jadi desain-desain kuno yang seperti ada corak-corak binatang, cicak, komodo, lalu ada sapi, ada macem-macem banget yang dipresent itu lebih tradisional banget,” lanjutnya.
Mel Ahyar juga memperlihatkan outfit yang dikenakanannya untuk menjelaskan penerapan motif dan pewarna alam dalam tenun khas Indonesia Timur. Karakter selanjutnya yang menurutnya ada pada tenun khas Indonesia Timur adalah bahan-bahannya yang cenderung kaku
“Dan juga warna-warnya banyak warna alam. Dan juga motif yang bercorak seperti ini, seperti motif ikan, tapi geometris,” ungkapnya.
“Selain warna-warna alam juga Indonesia Timur itu karakter bahannya itu rata-rata kaku ya. Awalnya mungkin karena dari Indonesia Timur karena dia bahannya kaku banget memang layaknya itu dipake sebagai bawahan, rok, atau dipakai sebagai kemben gitu,” paparnya.
Meski begitu, karena masyarakat sekarang yang cenderung lebih ‘melek’ fashion membuat kepopuleran dari kain Indonesia Timur semakin meningkat. Tak lagi sekadar digunakan sebagai kain bawahan, namun kini juga banyak dijadikan outer hingga padu-padan dalam sebuah outfit.
Dia berharap adanya acara tematik seperti yang digelar oleh WBI ini bisa lebih mengenalkan kain-kain dari Indonesia Timur yang tak kalah indah dan unik dari kain-kain daerah lainnya.
“Jadi nggak cuma kenal batik atau kain -kain ikat yang dari Jawa, Sumatera, tapi juga kain-kain tenun yang karakternya kuat banget, biar Indonesia Timur juga jadi mendapatkan highlight dan mendapat hati pecinta fashion,” katanya.
Sebagai informasi, Warisan Budaya Indonesia Foundation sendiri telah mengadakan gathering Tanda Cinta Warisan Budaya Indonesia untuk Bhinneka Tunggal Ika sejak tanggal 17 Agustus hingga 20 Agustus 2023. Acara ini mengangkat berbagai produk budaya dari berbagai daerah di Indonesia yang dikemas dengan berbagai tema seperti Madura, Sumatra, Jawa dan Indonesia Timur.
Produk budaya ini merupakan hasil karya UMKM Budaya, mulai dari produk fashion, aneka aksesoris hingga pelengkap interior. Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini, pengunjung yang hadir juga bisa berbagi ilmu tentang kekayaan budaya Indonesia, sambil menikmati aneka hidangan khas kuliner daerah yang ada.
WBI Foundation juga melibatkan dan mengajak generasi muda pecinta budaya, untuk berpartisipasi dalam ajang “Culture Mania.” Dengan memakai busana dengan sentuhan wastra dari berbagai daerah di Indonesia. Acara yang diiniasi oleh Bidang Anak Muda WBI ini diharapkan bisa membuat generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya Indonesia.
Selain diselenggarakan untuk membantu dan memberdayakan para pelaku UMKM budaya, kegiatan ini juga menjadi wujud kepedulian WBI untuk persatuan dan kesatuan yang menjadi keharusan untuk terus dijaga dan terbingkai dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Editor: Elvira Anna