Di Balik Keindahan Lembah Baliem, Ternyata Ada Tradisi Ekstrem Potong Jari
JAKARTA, iNews.id - Keindahan Papua memang tidak tertandingi. Pemandangan alam pulau di ujung timur Indonesia ini memiliki daya pikat untuk menarik wisatawan berkunjung. Apalagi jika Anda mengunjungi Lembah Baliem.
Siapa yang sudah pernah mengunjungi Lembah Baliem? Kawasan ini masuk ke area Lembah Baliem Wamena Papua, Indonesia. Lembah Baliem ini sejatinya merupakan lembah yang terhampar luas di pegunungan Jayawijaya.
Lembah Baliem memiliki keindahan alam yang luar biasa. Lembah ini dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami.

Lokasi Lembah Baliem sendiri berada di ketinggian sekitar 1.600 MDPL. Makanya, suhu di sini terbilang rendah, hanya sekitar 10 hingga 15 derajat celcius di malam hari.
Meskipun berada di pedalaman Papua, namun pesona alam dan penghuninya tetap menjadi primadona. Keseharian penduduk Lembah Baliem sendiri juga diselimuti wajah ceria dan hati yang tulus.
Namun, tahukah Anda bahwa di balik keindahan Lembah Baliem ini ternyata ada tradisi ekstrem yang cukup mengejutkan. Ya, masyarakat Lembah Baliem ternyata memiliki tradisi potong jari sebagai ungkapan rasa sedih.
Biasanya, tradisi ini dilakukan jika seseorang kehilangan sanak saudara alias meninggal. Tradisi potong jari ini juga disebut sebagai ikipalin. Inilah simbol dari rasa sakit dan pedih yang mereka rasakan.

Karena bagi masyarakat Suku Dani, jari tangan melambangkan kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia. Jadi, mereka dengan sukarela akan memotong salah satu jarinya jika mengalami kesedihan. Begitu pula seterusnya.
Pemotongan jari ini bisa dilakukan dengan benda tajam, digigit hingga putus atau mengikatnya dengan seutas tali hingga jari mati dan setelahnya baru dipotong. Terdengar sangat mengerikan memang. Namun, seiring perkembangan zaman, aksi potong jari makin ditinggalkan.
Selain potong jari, ada juga aksi mandi lumpur yang memberi makna, setiap manusia yang meninggal akan kembali ke tanah. Jadi bagaimana, apakah Anda tertarik untuk berkunjung ke Lembah Baliem dan mengenal budaya mereka lebih dalam?
Editor: Vien Dimyati