Eksotisme Pulau Weh, Unik Ada Benteng Jepang di Tepi Pantai
JAKARTA, iNews.id - Menikmati keindahan bangunan tua benteng peninggalan Jepang di Pulau Weh, Aceh tak lepas dari jejak sejarah yang membekas sejak dulu kala. Sabang sudah dikenal sebagai kota pelabuhan penting dunia sejak 1881.
Selama pendudukan Belanda, pelabuhan dikelola oleh Sabang Maatschappij. Pada 12 Maret 1942, Jepang mendarat di Sabang dan menjadikan daerah ini sebagai basis pertahanan militer, serta pusat komunikasi di Selat Malaka. Jejak-jejak benteng peninggalannya pun masih bisa kita jumpai hingga kini.
Dari sekian banyak pantai di Pulau Weh, Pantai Anoi Itam paling menarik perhatian. Sesuai namanya, pantai yang berjarak 13 km dari Kota Sabang ini memang berpasir hitam. Hamparan laut luas, hijaunya pepohonan, serta bukit-bukit yang membentuk pulau begitu memanjakan mata. Belum lagi indahnya hamparan Gunung Seulawah yang menjulang di Aceh daratan. Tak salah jika Pantai Anoi Itam terkenal di kalangan wisatawan sebagai pantai tercantik di Nusantara.
"Pulau Weh di Aceh, tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang eksotis. Di pulau ini juga ada wisata sejarah yang menarik untuk di kunjungi. Namanya Anoi Itam, bentuknya berupa benteng di tepi laut. Benteng ini adalah peninggalan penjajahan Jepang saat perang di Aceh. Di area benteng juga tumbuh sebuah pohon keramat yang masih menyimpan misteri. Menurut legenda masyarakat, pohon ini memiliki aura magis yang sangat kental," tulis Instagram @Pesonaid_Travel, Jumat (16/11/2018).
Banyak yang bisa traveler nikmati di sini. Cobalah bertelanjang kaki saat menyusuri bibir pantai. Rasakan butiran pasir menyentuh telapak kaki. Traveler akan merasakan sensasi berbeda. Konon, pasir Pantai Anoi Itam lebih berat tiga kali lipat dari pasir hitam di pantai-pantai lainnya. Ini karena kandungan nikel yang tinggi dalam komposisi mineral penyusunnya.
Selain menyajikan keindahan, Pantai Anoi Itam juga terkenal dengan Benteng Anoi Itam. Benteng ini terletak di bagian Timur kota Sabang, berdampingan dengan pantai Anoi Itam. Jaraknya hanya 12 km dari pusat Kota Sabang. Benteng yang dibangun pada masa pemerintahan Jepang ini memiliki letak strategis, yaitu di atas bukit, sehingga bisa untuk melihat kapal–kapal yang masuk ke teluk.
Benteng ini digunakan tentara Jepang untuk menyimpan senjata, dan memiliki beberapa benteng pertahanan yang dihubungkan oleh terowongan bawah tanah. Di Sabang memang banyak sekali gua pertahanan Jepang. Benteng-benteng yang tersebar di Sabang saling terhubung melalui terowongan. Kini, terowongan itu sudah banyak yang ditutup dengan berbagai alasan. Untuk dapat menikmati keindahan pantai ini, traveler bisa menjelajah dengan sepeda motor dari Kota Sabang, menyusuri jalur timur, melintasi Pantai Sumur Tiga. Bagaimana, tertarik ingin menikmati keindahan alam Pulau Weh?
Editor: Tuty Ocktaviany