Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : RCTI+ Gandeng Shopee, Belanja Online Bisa Sambil Nonton Drama!
Advertisement . Scroll to see content

Hadirnya PLBN Motaain, Warga Perbatasan RI Diuntungkan dalam Berdagang

Kamis, 31 Mei 2018 - 15:07:00 WIB
Hadirnya PLBN Motaain, Warga Perbatasan RI Diuntungkan dalam Berdagang
Aktivitas perdagangan warga. (Foto: iNews.id/Ade Miranti)
Advertisement . Scroll to see content

ATAMBUA, iNews.id – Kalau di perbatasan Indonesia-Malaysia yang berada di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat, warga Indonesia lebih banyak berbelanja barang dari Malaysia. Lain halnya dengan Indonesia-Timor Leste. Justru warga Timor Leste banyak membeli barang dagangan dari Indonesia yang lokasinya tak jauh dari PLBN Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Ada aktivitas perdagangan di zona luar PLBN Motaain yang hanya berlangsung tiap Selasa saja. Ketika MNC Travel menelusuri bersama tim MNC Media ke Pasar Motaain yang hanya dilindungi oleh terpal dan menutupi panas terik para pedagang, serta penjualnya tanpa adanya bangunan kios pasar, di sana terdapat beragam barang dagangan yang dijual.

Ada pakaian, alas kaki, ikan segar, sayuran, aksesoris ponsel, dan masih banyak lagi. Bisa dibilang Pasar Motaain ini mirip dengan pasar malam. Bedanya, Pasar Motaain tidak berdagang sampai malam.

Harga yang dijual terbilang masih terjangkau, untuk cabai rawit khas Atambua dengan membayar Rp5.000 dapat satu ons lebih yang terbungkus dalam plastik gula. Kemudian gula aren khas mereka berbentuk lempengan bulat juga dijual Rp5.000 dapat empat lempengan. Sayuran sawi, kangkung, dan lainnya juga dijual dengan harga sama rata.

Ada ikan terbang juga dijual oleh pedagang, seikatnya ikan tersebut bisa dibeli dengan harga Rp20 ribu. Pedagang ikan sendiri tidak menjualnya dalam bentuk kiloan, namun dengan cara satuan atau per ikat. Banyak para warga Timor Leste mulai berbelanja di pasar itu dan mata uang transaksi yang digunakan dalam bentuk rupiah.

Sementara dari Timor Leste, ada minuman khas yang tidak ada di Indonesia, yakni minuman dari bahan mangga dan pisang yang telah dikemas dalam bentuk botol kaca dan kaleng. Minuman ini jika di-rupiahkan dijual senilai Rp600 ribu atau 40 dolar Amerika Serikat (AS) berisi 24 kaleng dalam satu dus.

Dari aktivitas perdagangan ini, Pelaksana Pemeriksa Bea dan Cukai PLBN Motaain Uways Al Qurni menyebut, Indonesia lebih banyak melakukan ekspor ke Timor Leste. Saat menyambangi beberapa warung di Timor Leste, memang barang yang dijual sama dengan di Indonesia. Bedanya, kios-kios yang ada di Timor Leste melegalkan penjualan minuman beralkohol jenis apa pun.

"Ada 251 ekspor hingga Maret 2018, kemudian impor 231," kata Uways, Senin 28 Mei 2018.

Barang ekspor dari Indonesia ke Timor Leste, antara lain kapuk, kemiri, pinang, kelapa, kopi, dan jambu mente yang kerap didistribusikan. Begitu pula bahan pokoknya. Alat pertukangan dan bangunan pun didatangkan dari Indonesia. Namun, alat-alat tersebut masuk dalam kategori ekspor sementara.

"Alat bangunan itu masuk ekspor, sementara karena hanya digunakan sesuai perjanjian kontraknya dan bisa balik lagi. Beda dengan bahan pokok, itu ekspor permanen dan tidak bisa balik lagi ke Indonesia," kata dia.

Melihat kegiatan perdagangan sekitaran PLBN Motaain, Marketing Executive MNC Travel Yeshinta Dwitannia mengatakan, perbatasan kedua negara, yaitu antara Indonesia dan Timor Leste tidak menjadikan suatu gap (kesenjangan) di antara mereka untuk saling bersosialisasi.

Bahkan, perekonomian Indonesia juga tumbuh adanya kehadiran PLBN Motaain yang telah dibenahi dua tahun sebelumnya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Justru hal ini dapat dibuktikan dengan adanya Pasar Motaain yang digelar setiap minggu di hari Selasa, di mana para pedagang dari Indonesia saling berinteraksi dan bertransaksi antar penjual dan pembeli baik dari masyarakat lokal hingga masyarakat dari Timor Leste, sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di daerah sekitar Motaain dapat meningkat dan memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari," katanya.

Kehadiran pasar Motaian dengan berciri khas tenda biru, bersifat sementara. Kelak nanti di area PLBN Motaain akan di bangun pasar modern yang sedang proses pengerjaan, serta nantinya para pedagang akan ditempatkan di pasar modern tersebut dengan berbagai fasilitas sebagaimana pasar-pasar di kota-kota besar.

"Setiap pasar yang dibangun di tujuh PLBN akan dilengkapi dengan sarana pasar Dutyfree," katanya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut