Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wisata Medis IVF di Sanur Bali Jadi Kabar Bahagia Pejuang Garis Dua
Advertisement . Scroll to see content

Health Tourism Dikembangkan, Berobat sambil Liburan Bisa di Indonesia 

Senin, 17 Juli 2023 - 15:42:00 WIB
Health Tourism Dikembangkan, Berobat sambil Liburan Bisa di Indonesia 
Health Tourism Dikembangkan di Indonesia (Foto: The New Indian Express)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Health Tourism atau wisata kesehatan secara perlahan akan dikembangkan di Indonesia. Bahkan beberapa daerah di Indonesia akan menjadi kawasan health tourism yang akan dikenalkan hingga mancanegara, salah satunya Bali.

Dengan adanya pengembangan health tourism, diharapkan akan ada banyak wisatawan yang berobat sambil liburan di Indonesia. Selain itu, dengan adanya layanan kesehatan kelas dunia, masyarakat Indonesia tidak akan berobat ke luar negeri.

Perlu diketahui, menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, Indonesia menjadi kontributor terbesar dalam hal kunjungan medis ke luar negeri dengan total Rp161 triliun. Malaysia dan Singapura menjadi negara yang paling sering dituju oleh wisatawan nusantara.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, untuk mengembangkan medical tourism di Indonesia, harus ada perubahan sejumlah regulasi untuk membuka lebih luas kesempatan kolaborasi dengan negara-negara tetangga yang memang sudah lebih dahulu mengembangkan tema wisata tersebut.

"Harus ada perubahan regulasi yang nantinya akan lebih membuka agar industri kesehatan bisa berkolaborasi dengan negara-negara tetangga," ujar Sandiaga Uno melalui keterangannya belum lama ini.

Sampai saat ini, Kemenparekraf telah menetapkan dua lokasi yang rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan medical tourism. Lokasinya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Sanur dan Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali. "Dua KEK ini sudah siap mendukung untuk pengembangan medical tourism kita," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 33 Rumah Sakit Vertikal yaitu rumah sakit yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menurut Menkes Budi, rumah sakit vertikal harus menjalankan perannya dengan memenuhi tiga fungsi. Pertama diharapkan bisa menjadi pengampu dan contoh dalam memberikan pelayanan pada pasien dari sebelum hingga sesudah menjalani perawatan, dengan harapan pelayanan setara level rumah sakit di Asia.

"Kedua, rumah sakit vertikal didorong untuk mewujudkan program nasional. Tidak boleh hanya memperbaiki dirinya tetapi juga harus mengampu rumah sakit lain, baik dari sumber daya manusia kesehatan maupun fasilitas yang disediakan," kata Menkes Budi melalui keterangannya belum lama ini.

Dia menambahkan, fungsi ketiga adalah menjadi tongkat riset terbaik di Indonesia yang diharapkan dapat menghasilkan metode pelayanan terbaru agar semua aspek layanan kesehatan di Indonesia menjadi semakin baik. "Untuk mencapai tujuan ini fungsi branding dan juga marketing di bidang kesehatan juga dirasa memiliki peran yang sangat penting," kata Menkes Budi.

Sementara itu, CEO RS Premier Bintaro (RSPB), dr Martha M.L. Siahaan mengatakan, marketing dan branding merupakan investasi jangka panjang secara teratur dan kreatif, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan, yaitu menciptakan image positif secara kreatif dari slogan, logo, bahkan nada suara agar produk atau jasa dari perusahaan dapat melekat di pikiran konsumen.

"Tidak dapat dipungkiri, promosi rumah sakit di Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain di mana informasi layanan kesehatannya dapat ditemukan dengan mudah di dunia maya dan dibaca oleh masyarakat Indonesia. Digital marketing layanan kesehatan di Indonesia nyaris tidak terdengar tertutup oleh digital marketing luar negeri," kata dr Martha.

Kini pemerintah, lanjut dr Martha, sedang mengimbau masyarakat untuk tidak berobat ke luar negri dan RSPB menjadi salah satu rumah sakit yang mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit penyelenggara health tourism sehingga peran digital marketing menjadi sangat penting.

"Pada saat pandemi Covid-19 datang, banyak hal yang terjadi seperti tenaga kesehatan menjadi korban, volume pasien menurun drastis, kegiatan marketing terhenti karena banyaknya perusahaan lock down. Kami melakukan berbagai terobosan seperti maintain brand awareness, good revenue dan customer relation dengan cara bermetamorfosa pada media sosial," kata dia. 

dr Martha menambahkan, digital marketing juga perlu dimaksimalkan, salah satunya dengan membuat konten di media sosial yang menampilkan topik terkini. Dari sekian lama perjalanan tersebut, RSPB melakukan berbagai inovasi dengan membuat berbagai program-program baru, agar video edukasi tidak terlihat membosankan dan masyarakat tertarik untuk menyimak dengan mendapatkan informasi dan juga terhibur.

Perlu diketahui, sejak berdiri dari 1998 hingga kini, RSPB telah mengembangkan dan memiliki enam layanan unggulan atau center of excellence yaitu orthopedi, spine center, sport clinic, vascular center, skin & laser clinic serta stroke center.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut