Inikah Tempat Wisata Paling Ekstrem di Dunia? Ngeri Ada Gerbang Neraka Menakutkan
JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa tempat paling ekstrem di berbagai negara yang membuat siapa saja penasaran. Bagi Anda yang ingin menjelajahi tempat tersebut, tentunya harus siap untuk menguji nyali.
Umumnya, setiap orang mencari tempat wisata yang dapat dinikmati dengan santai, sambil menikmati pemandangan yang memesona. Namun, apa jadinya jika terdapat tempat ekstrem, tetapi memiliki daya tarik yang membuat wisatawan penasaran.
Ya, di beberapa negara, terdapat tempat-tempat ekstrem yang sangat populer dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Bahkan, salah satu di antaranya disebut-sebut sebagai gerbang neraka, di dalamnya terdapat lubang raksasa berisikan api panas.
Penasaran ingin tahu tempat paling ekstrem di dunia tapi membuat wisatawan penasaran? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (4/1/2023).
1. Gunung Hua, China
Berwisata ke gunung memang menjadi hal yang umum dilakukan, dan biasanya spot-spot pemandangan hijau adalah sesuatu paling diincar oleh wisatawan. Terlebih jika sedang mencari ketenangan, liburan ke pegunungan. Namun lain halnya dengan gunung yang ada China ini, Gunung Hua namanya. Huashan atau Gunung Hua adalah salah satu tempat wisata favorit di negeri Tirai Bambu.
Lain halnya dengan tempat lainnya, gunung ini tidak menyajikan pemandangan hijau, melainkan tebing-tebing curam dan wisatawan dipersilakan untuk melewatinya. Mencoba sensasi berwisata ekstrem, serta penuh ketegangan di Huashan Plank Walk. Jembatan ini disebut sebagai yang paling berbahaya di dunia. Di sini, pengunjung harus menginjak pijakan kayu sempit selebar 0,3 meter dan berjalan hingga menempel ke tebing. Perlu diketahui, Huashan Plank Walk ini kerap memakan banyak korban.
2. Oymyakon, Rusia
Kemudian, ada Oymyakon, berlokasi di Republik Sakha, Rusia. Tempat ini disebut-sebut sebagai titik terdingin di bumi, baik pagi, siang atau malam akan terasa sangat dingin. Bahkan pada 1924, suhu tempat ini mencapai -71 celcius. Meskipun dinobatkan sebagai tempat terdingin di dunia, di Oymyakon juga masih ada kehidupan yaitu populasi manusianya sekitar 500 orang. Matahari di sini hanya bersinar beberapa hari saja dalam setahun, namun penghuni kawasan ini masih tetap bertahan meskipun dengan keadaan tersebut.
3. Padang Pasir Lut, Iran
Setelah mengunjungi tempat terdingin, kali ini ada wilayah terpanas di muka bumi, Padang Pasir Lut namanya, berlokasi di Iran. Suhu di sini sangat ekstrem, yakni bisa mencapai 70 derajat celcius. Berdasarkan pengukuran Moderate-Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) dengan satelit NASA Aqua tahun 2003-2005 menunjukkan, Padang Pasir Lut ini merupakan titik terpanas di bumi. Suhu di sini bisa untuk memanggang ayam, lho.
4. Gunung Thor, Kanada
Lalu ada Gunung Thor di Kanada, disebut-sebut sebagai salah satu gunung dengan puncak paling curam di dunia. Tempat ini dinobatkan sebagai puncak tertinggi, yakni mencapai 1.676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Akan tetapi sebenarnya, Gunung Thor memiliki tinggi 1.250 mdpl dengan sudut kemiringan rata-rata 105 derajat. Terletak di Kanada, Gunung Thor menjadi destinasi paling populer bagi para pendaki gunung ekstrem.
5. Gerbang Neraka, Turkmenistan
Kawah berapi di tengah gurun Karakum, Turkmenistan dinamakan Gerbang Neraka atau dengan nama sebenarnya yaitu Darvaza Gas Crater. Kali pertama diidentifikasi oleh insinyur Uni Soviet pada 1971 silam. Mulanya, Darvaza Gas Crater dikira ladang minyak besar. Para insinyur pun mendirikan ring pengeboran di sana. Selama proses pengeboran mereka tidak pernah menemukan minyak. Yang ada di sana hanya gas metana. Lahan tersebut kemudian runtuh hingga menjadi gua bawah tanah dan membentuk cekungan dalam.
Kemudian, ahli geologi membakarnya guna mencegah penyebaran gas metana yang mematikan tersebut. Mereka beranggapan api sisa pembakaran akan bertahan beberapa minggu saja. Namun ternyata, 50 tahun sudah berlalu dan kobaran api di kawah sedalam 30 meter dan luas 5.350 meter persegi itu terus menyala. Bahkan, ahli-ahli geologi tidak bisa memastikan kapan api tersebut akan padam, karena hingga kini kobarannya masih menyala.
Editor: Vien Dimyati