Intip Keindahan Goa Tapparang, Telaga Eksotis dengan Nuansa Mistik di Dalam Perut Bumi
JAKARTA, iNews.id – Destinasi wisata alam di Indonesia yang paling banyak diminati salah satunya adalah keindahan goa dengan kolam alami dan air yang sangat jernih. Salah satu di antaranya adalah keindahan telaga di dalam perut bumi di Goa Tapparang di Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Goa Tapparang tepatnya berada di punggung bukit Desa Rante Baru, Kecamatan Rante Angin. Jarak tempuh dari Ibukota Kolaka Utara, Lasusua, berkisar 1 jam menggunakan roda dua dan empat. Karena letaknya di punggung bukit, pengunjung harus menapaki ratusan anak tangga dengan kemiringan kurang lebih 80 derajat.
Keistimewaan goa yang memiliki air jernih ini membuatnya ramai didatangi pengunjung untuk berenang. Menurut penuturan beberapa orang penyelam, bagian dalam goa yang dibatasi stalaktit bergelantungan tersebut masih memiliki rongga yang cukup luas. Konon, masih ada lorong-lorong yang belum terjamah oleh penyelam.
Salman Luthfi, salah seorang penyelam Patampanua Diving Club Kolaka Utara mengemukakan, kedalaman telaga bertingkat-tingkat. Untuk menuju ke dasar, penyelam harus berbekal alat selam khusus, senter plus string line (jalur tali) yang telah dipasang sebelumnya.
"Kami baru jelajahi hingga kedalaman 24 meter. Perkiraan waktu menyelam selama 60 menit," tutur Salman wartawan, Minggu (23/10/2022).
Digambarkan, stalagnig juga banyak di jumpai di dasar telaga dengan ketinggian bervariasi hingga 2 meter. Saking luasnya, sejauh ini belum ada penyelam yang diketahui berhasil menelusuri sejumlah lorong yang ada sehingga masih menjadi teka-teki sampai saat ini.
Pada kedalaman yang gelap itu, Salman mengungkapkan belum menemukan sama sekali mahluk lain terkecuali udang hitam berhabitat di sana. Ornamen-ornamen dalam goa dan bias cahaya matahari yang menembus bebatuan dasar telaga menghipnotis mata para penyelam.
"Indah. Saya sendiri telah tiga kali menyelam dalam goa itu. Semakin dalam suhu air semakin dingin," kata pria yang berdomisili di Desa Ponggiha, Lasusua.
Batu menyerupai manusia
Di dalam Goa Tapparang, tepatnya di sisi kanan liang tersebut terdapat sebuah batu yang diserupakan seorang manusia yang sedang duduk bertahiyat. Objek tersebut dibalut sarung bermotif kotak-kotak dan di bagian atasnya dibungkus kafan putih.
Terdapat sebuah bekas pembakaran kemenyan, tempurung kelapa, arang bekas pakai dan sesajen berisi beras ketan hitam dan sebuah telur yang dialas menggunakan daun pisang. Selain wisata, beberapa pengunjung juga mempercayai jika dengan mengikat tali pada sebuah pohon besar di mulut goa tersebut bakal mudahkan niatnya terwujud.
Tokoh masyarakat setempat, Muallim, mengatakan nama Tapparang itu sendiri berarti danau atau telaga. Goa ini bahkan dikenal keramat sejak dahulu. Masyarakat setempat kerap diperdengarkan suara aneh pada malam Jum'at.
"Seperti ada suara-suara pukulan gong," ujarnya.
Selain itu, dahulu masyarakat juga kerap diperdengarkan layaknya suara aktifitas menumbuk padi hingga musik tarian melulo. Meski tak ada pemukiman di sana, suara-suara sekelompok masyarakat itu terdengar jelas di telinga.
Editor: Elvira Anna