Jelajahi Hutan Mati Papandayan, Objek Wisata yang Terlihat Unik
JAKARTA, iNews.id - Kota berjuluk Swiss van Java ini memiliki banyak destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini juga penyumbang wisata alam unggulan.
Salah satu wisata unik nan eksotis yang ada di kota yang terkenal dengan dodolnya ini adalah Hutan Mati Papandayan. Destinasi wisata ini adalah hutan sabana yang telah lama mati namun masih memberikan kesan eksotis nan unik. Kawasan ini sering dimanfaatkan sebagai jalur pendakian ke puncak Gunung Papandayan hingga ke puncak Tegal Alun.

"Hutannya sudah mati, tetapi keindahannya semakin hidup. Nama Hutan Mati di Garut sudah tenar di kalangan pendaki. Keunikannya menarik wisatawan untuk melihat langsung fenomena alam ini. Kayu-kayu yang mati diterpa letusan vulkanik bertahun-tahun silam, kini menjadi spot yang ikonik di Gunung Papandayan, selain hamparan Bunga Abadi di Tegal Alun. Untuk sampai di sini, kamu tak perlu harus menginap dan mendaki jauh. Trek ke Hutan Mati cukup landai dan pemandangan di sepanjang jalannya bikin kamu tak ingin buru-buru sampai. Tertarik menjelajahi Hutan Mati? Yuk, sekalian rencanakan pendakian ke Gunung Papandayan!" tulis Instagram @pesonaid_travel, dikutip Senin (15/4/2019).
Destinasi wisata ini selalu ramai dikunjungi waisatawan ketika hari minggu atau hari libur. Dari pusat Kota Garut, bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan waktu sekitar satu jam via jalan Raya Cikajang ke arah Barat. Ada dua pintu masuk untuk mendaki, yaitu via Pangalengan Bandung dan Cisurupan Garut. Harga tiket masuknya Rp30.000 untuk weekend dan Rp20.000 untuk hari biasa. Kawasan ini juga sudah dikelola oleh pihak ketiga. Jika pengunjung ingin berkemah, foto preweding, syuting film dan sepeda downhill akan dikenakan tarif yang berbeda.
Dari area parkir sudah terlihat kepulan putih asap belerang dan lansekap pegunungan yang memukau. Anda akan melewati jalan aspal yang sudah mulai menanjak. Di ujung jalan, akan terlihat tangga yang disusun dari batu. Dari sinilah pendakian dimulai. Jalan yang ditempuh cukup menantang. Untuk mencapai hutan mati, dari pos dua jalanan lebih menanjak, lebih sempit, dan lebih sepi daripada jalur utama.
Di kanan kirinya terdapat pohon Cantigi yang tingginya melebihi orang dewasa. Membuat perjalanan terasa lebih menantang. Dari bukit-bukit ini, Anda bisa melihat pemandangan kawah, Kota Garut dari kejauhan, dan lansekap Papandayan. Setelah berjalan sekitar 1,5 jam, Anda akan sampai di area Hutan Mati yang sangat instagramable.
Sekilas, keadaan di Hutan Mati memang terkesan angker nan menyeramkan. Namun, setelah dilihat dari sudut pandang berbeda, ratusan pohon jenis Cantigi berwarna hitam yang tumbuh tepat di atas material lumpur ini menciptakan kesan eksotis yang menakjubkan. Lokasi wisata juga bersebelahan dengan area camping ground dari Pondok Saladah. Tepat di bawahnya terdapat kawah yang airnya terus mengalir dan tidak pernah berhenti.
Berada di sini, aroma belerang akan terasa menyengat. Anda bisa berjalan-jalan di sekitar kawasan hutan yang tentunya memberikan sensasi tersendiri. Umumnya, pengunjung akan mengabadikan setiap momen dengan berswafoto bersama teman-teman. Mereka memanfaatkan pemandangan dead forest yang eksotis. Suasana seram pun seolah berganti menjadi keindahan alam yang memesona.
Editor: Vien Dimyati