Jelajahi Kampung Tertua di Bogor, Sindangbarang Miliki Lumbung Ikonik
JAKARTA, iNews.id - Terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari Bogor, perkampungan budaya masih berdiri hingga kini. Meski berada di tengah keramaian kota metropolitan, Kampung Budaya Sindangbarang masih lestari dengan budayanya.
Kampung ini berjarak hanya lima kilometer dari Kota Bogor. Sindangbarang merupakan kampung tertua di Bogor, yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Padjajaran. Di sinilah dahulu terdapat kerajaan Bawahan yang bernama Sindangbarang dengan Ibu Kotanya Kutabarang.
Masyarakat Kampung Sindangbarang masih melestarikan adat budayanya. Sederet hal inilaj yang menjadi daya pikat kampung kuno Sindangbarang. Objek wisata paling menarik yang dapat Anda lihat di sini adalah masih terdapat bangunan lumbung padi yang sangat ikonik.

"Bangunan leuit atau lumbung padi di Kampung Budaya Sindangbarang ini memang sangat ikonik. Kampung ini adalah kampung yang berumur sangat tua sejak sekitar abad ke XII, dan merupakan kampung yang masih melestarikan budaya kehidupan mereka sejak zaman Kerajaan Padjajaran. Ada pertunjukan seni, penginapan yang bisa disewa untuk kamu yang tertarik melihat bagaimana budaya Sunda Bogor sehari-hari. Oia, tiap tahun ada upacara seren taun yang selalu ramai dirayakan. Cek akunnya di kampungbudayasindangbarang," tulis Instagram @VisitBogor, dikutip Kamis (18/10/2018).
Konon, kampung adat ini dulunya merupakan tempat berlatih para ksatria kerajaan. Bahkan, Anda masih dapat melihat situs purbakala peninggalan Kerajaan Sunda ketika melakukan trekking melewati persawahan dan sungai.
Traveler yang memasuki perkampungan ini, akan menyaksikan Imah Gede, bangunan adat yang difungsikan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah para tetua adat.
Selain Imah Gede, Anda juga akan disajikan dengan pemandangan rumah tradisional Sunda yang difungsikan sebagai lumbung padi, dengan ukuran rumah lebih kecil, tanpa pintu dan memiliki jendela di atasnya.
Tak jauh dari lumbung padi, Anda akan melihat Bale Pesanggrahan yang biasa digunakan tamu kehormatan untuk menginap. Selain rumah adat, ada juga pusat pelestarian kesenian. Tak hanya dapat melihat keunikan bangunannya. Anda juga akan disajikan dengan pemandangan Gunung Salak yang indah dan udara sejuk khas pegunungan.
Editor: Vien Dimyati