Jenazah Juliana Marins Dipulangkan ke Brasil, Autopsi Ungkap Fakta Mengerikan

JAKARTA, iNews.id – Duka mendalam menyelimuti dunia pendakian internasional. Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26), yang tewas mengenaskan setelah terjun ke jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani, Lombok, akhirnya akan dipulangkan ke negara asalnya, Selasa (1/7/2025) dini hari WIB.

Proses pemulangan dilakukan setelah autopsi di RS Bali Mandara rampung. Pihak Emirates Airlines telah menyetujui seluruh rute penerbangan jenazah.

Baca Juga

Jenazah Pendaki Juliana Marins Diterbangkan ke Brasil Selasa Dini Hari

“Peti jenazah Juliana Marins sudah mendapat persetujuan rute dari Emirates. Penerbangan dijadwalkan malam ini, 1 Juli 2025 pukul 00.35 dari Denpasar menuju Dubai, dan tiba pukul 05.35 waktu setempat,” ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy, Senin (30/6/2025).

Dari Dubai, jasad Juliana akan diterbangkan menuju kampung halamannya Brasil dan diperkirakan tiba pada Rabu, 2 Juli 2025 pukul 15.50 waktu Rio de Janeiro.

Baca Juga

Kronologi Lengkap Pendaki Irlandia Nyaris Meninggal di Gunung Rinjani seperti Juliana Marins

Nasib tragis Juliana bermula saat mendaki Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025. Malang, dia terpeleset dan terjatuh ke jurang curam. Butuh waktu empat hari bagi tim SAR gabungan mengevakuasi tubuhnya dari kedalaman lebih dari 600 meter.

Namun fakta mencengangkan baru terungkap setelah proses autopsi selesai dilakukan. Dokter forensik RSUD Bali Mandara, Ida Bagus Alit, memastikan kematian Juliana bukan karena hipotermia atau kelelahan seperti dugaan awal, melainkan akibat benturan brutal yang langsung merenggut nyawanya.

Baca Juga

Jenazah Pendaki Juliana Marins Belum Dipulangkan ke Brasil, Ini Kata Kemlu

“Penyebab kematian adalah luka berat akibat kekerasan benda tumpul. Luka paling fatal berada di bagian punggung, menyebabkan pendarahan dalam yang sangat hebat,” kata Alit, Jumat (27/6/2025).

Dia memperkirakan, nyawa Juliana melayang tak lebih dari 20 menit setelah jatuh ke jurang. Luka yang ditemukan berupa lecet, lebam, dan trauma keras—bukti bahwa tubuhnya menghantam benda keras saat terjatuh.

Baca Juga

Viral Pendaki Irlandia Nyaris Tewas di Gunung Rinjani, Sempat Terjatuh seperti Juliana Marins

“Tidak ditemukan tanda khas hipotermia seperti warna kehitaman di ujung jari. Bola mata pun tidak bisa diperiksa karena kondisi jenazah sudah lama. Jadi, penyebab langsung adalah benturan hebat, bukan kekurangan makanan atau suhu dingin,” ujarnya.

Editor: Dani M Dahwilani