Kampung Unik di Cirebon, Rumah Warga Masih Gubuk Tak Ada yang Berani Ganti Tembok
JAKARTA, iNews.id - Selalu ada hal menarik di berbagai daerah di Indonesia yang bisa dieksplorasi wisatawan. Tidak hanya ada destinasi, beberapa tradisi juga memiliki daya pikat tersendiri.
Di tengah zaman yang semakin modern, terdapat beberapa kampung atau pemukiman warga di Indonesia yang masih mempertahankan tradisinya secara turun-temurun. Ini telah berlangsung sejak zaman dahulu.
Salah satunya adalah Kampung Keputihan yang berada di wilayah Cirebon, Jawa Barat, yang terkenal akan keunikannya. Rumah di kampung ini sama sekali tidak memiliki dinding dalam bentuk tembok seperti pada umumnya, melainkan hanya berbentuk gubuk. Uniknya, di sini juga terdapat sumur yang dianggap suci oleh warga setempat dan masyarakat sekitar.
Semua itu merupakan bentuk dari mempertahankan tradisi dari nenek moyang. Penasaran? Langsung saja simak ulasannya yang telah MNC Portal Indonesia rangkum pada Kamis (29/7/2021).
1. Lokasi Kampung Keputihan
Kampung Keputihan adalah pemukiman tradisional yang lokasinya berada di daerah padat penduduk di wilayah Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, yang juga merupakan sentra atau pusat industri rotan.
Namun, yang menjadi keunikan sekaligus salah satu daya tarik dari kampung tersebut adalah karena lokasinya yang berada di sekitar area padat penduduk. Kampung Keputihan justru 'hanya' dihuni oleh sekitar 100 jiwa dan terdapat sekitar 15 rumah yang berdiri.
Selain itu sebagai perkampungan tradisional, Kampung Keputihan memiliki suasana yang asri dan berada di wilayah yang dikelilingi oleh pepohonan dan ruang terbuka hijau lain, layaknya pedesaan di zaman dahulu. Ditambah lagi dengan atap rumah yang beberapa di antaranya terbuat dari bahan daun tebu.
2. Mitos dan Asal-Usul Rumah tanpa Tembok
Saat mengunjungi Kampung Keputihan, Anda akan langsung disambut dengan pemandangan asri dari suasana hijau di kampung serta pemandangan unik di setiap rumah.
Mayoritas rumah yang ada di Kampung Keputihan tampak seperti rumah gubuk yang dindingnya tidak berupa tembok selayaknya rumah pada umumnya.
Usut punya usut, hal ini dikarenakan mitos serta kepercayaan dari masyarakat sekitar yang meyakini ketika membangun rumah dengan tembok, maka penghuninya akan sering sakit-sakitan bahkan hingga dapat meninggal dunia!
Menurut penuturan warga setempat, hal ini diawali dengan kisah, konon sempat terdapat orang yang sakit karena membangun rumah dengan dinding tembok. Lalu saat dia membongkar dinding rumah tersebut dan menggantinya dengan anyaman bambu, dia langsung sembuh dari sakitnya! Hal inilah yang kemudian dipercayai oleh warga setempat secara turun-temurun dan dipertahankan hingga saat ini.
Sebagai informasi, seiring dengan perkembangan zaman dan terkait kebutuhan renovasi rumah, saat ini warga setempat mengganti dinding anyaman bambu tersebut dengan menggunakan bahan yang lebih modern seperti GRC. Namun, tidak ada satupun rumah yang dinding rumahnya berupa tembok dengan bahan batu bata.
3. Sumur Keputihan Dianggap Suci!
Kepercayaan dan tradisi masyarakat Kampung Keputihan bukan hanya soal rumah saja, di kampung tersebut terdapat satu sumur yang dianggap suci oleh warga. Sumur tersebut diberi nama sesuai nama kampung tersebut yaitu Sumur Keputihan.
Menurut cerita, sumur tersebut dulunya merupakan sumur biasa yang menjadi sumber air bagi masyarakat. Namun, suatu waktu terdapat seorang warga yang anaknya mengalami sakit. Warga tersebut kemudian bermimpi ketika dia dan sang anak mandi di sumur tersebut maka sembuhlah penyakitnya.
Seakan merupakan petunjuk, orang tersebut mengikuti mimpinya dan benar saja, sang anak langsung sembuh dari sakitnya! Cerita itu kemudian beredar dari mulut ke mulut hingga akhirnya sumur tersebut dianggap sebagai sumur suci yang banyak dikunjungi oleh orang yang bahkan berasal dari luar wilayah Kabupaten Cirebon.
Editor: Vien Dimyati