Kampung Unik di Jawa Tengah, Singgah ke Desa Jungsemi Hati-Hati Bisa Bikin Orang Tersesat!
JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Jawa Tengah sangat menarik untuk dijelajahi. Biasanya, perdesaan yang ada di Indonesia dikenal memiliki pemandangan menakjubkan.
Namun, apa jadinya jika desa tersebut ternyata dikenal angker. Ya, salah satu desa yang akan membuat siapa saja penasaran adalah Desa Jungsemi, terletak di sebelah barat utara Kendal, tepatnya di Kecamatan Kangkung.
Desa Jungsemi dikenal memiliki pemandangan alam menakjubkan. Namun, desa ini juga menyimpan cerita menyeramkan, yaitu terkait kompleks pemakaman Kemangi yang berbatasan dengan laut Jawa.
Penasaran seperti apa cerita dari kampung unik di Jawa Tengah ini? Berikut ulasannya dirangkum pada Kamis (13/7/2023).
Kampung unik di Jawa Tengah ini bernama Jungsemi yang terletak di pantai utara. Penduduknya memiliki mata pencaharian petani. Desa ini juga memiliki sejarah di masa Kerajaan Mataram. Pada masa Kerajaan Mataram yang pimpin oleh Sultan Agung (masa penjajahan belanda), Raja Mataram memutuskan mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda yang pada waktu itu berpusat di Batavia.
Untuk persiapan mengadakan perlawanan menghadapi Belanda, Raja Sultan Agung memanggil semua Adipati dan pembesar kerajaan untuk mengadakan pertemuan besar yang dipimpin oleh Sultan Agung. Tempat pertemuan itu ternyata berada di pesisir Utara (sekarang Makam Kemangi) dan dikelilingi pagar yang tidak kasat mata, Oyot Miman (penduduk setempat menyebutnya) agar pertemuan tidak bocor oleh telik sandi penjajah Belanda.
Konon, lokasi itu dipilih karena banyak terdapat oyot mimang, atau akar pohon dewandaru, yang dipercaya memiliki kekuatan mistis sanggup membuat orang tersesat. Dengan demikian pertemuan Sultan Agung dengan para tokoh pergerakan melawan penjajah Belanda itu tak bisa dilihat secara kasat mata. Karena latar belakang cerita tersebut, seiring berjalannya waktu, Makam Kemangi di Kendal kini dipercaya sebagai lokasi angker. Ketika berada di sana, pengunjung bisa saja tersesat.
Di balik desa yang dikenal anker ini, Jungsemi menyimpan berbagai keindahan alam dan budaya yang melebur menjadi satu. Desa ini terletak di salah satu pantai utara, di mana mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Kendati demikian, pesona wisata bahari di desa ini menjadi pilihan utama wisatawan yang datang berkunjung.
Masyarakat memaksimalkan potensi alam, budaya, serta keterampilan yang dimiliki guna menjadi tujuan wisata di Kendal. Terlihat jelas adanya hutan cemara laut berpadu padan dengan sederetan rumah produksi UMKM berbentuk restoran, cafe, stand kuliner, icon Pantai Indah Kemangi, kawasan edukasi wisata. Di samping itu, wisata religi juga jadi daya tarik tersendiri bagi wisawatan yang datang.
Makam tokoh yang sampai saat ini masih sering didatangi peziarah sebagai sarana pendekatan spiritual kepada Tuhan, yakni Makam Waliyullah Mbah Laistiddin. Berkunjung ke desa Wisata Jungsemi pengunjung tak perlu ragu dengan destinasi wisata yang disuguhkan. Ada berbagai macam pilihan wisata yang dapat dinikmati.
Pantai Indah Kemangi paling ramai dikunjungi saat weekend, hari libur, dan hari besar lainnya di sekitar pantai juga terdapat banyak cafe, yang menjajakan berbagai kuliner laut khas dari pantai Indah Kemangi. Selain menikmati keindahan laut, wisatawan juga bisa bersenang-senang dengan mencoba wahana seperti speedboat atau banana boat. Dengan membayar Rp20.000 per orang, Anda juga bisa menantang adrenalin selama 20 menit.
Jika sudah tak mau basah-basahan, bisa mencoba keseruan lain di pantai Indah Kemangi dengan menyewa ATV seharga Rp25.000 sambil menyusuri sepanjang garis pantai Indah Kemangi. Namun, jika ingin lebih santai lagi, bisa mencoba andong untuk menikmati panorama pantai ini. Manjakan anak-anak dengan fasilitas mini trail yang tersedia di kawasan ini. Bebaskan anak untuk mengeksplore keindahan pantai, dengan mengendarai mini trail yang ada.
Sebagai desa Wisata, fasilitas yang disediakan oleh Desa Jungsemi ini terbilang cukup memadai. Di mana fasilitas umum seperti kamar mandi, areal parkir, balai pertemuan, musala, tempat makan, hingga, area wifi pun tersedia di kawasan ini.
Editor: Vien Dimyati