Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bangga! Labuan Bajo Masuk Daftar Destinasi Terbaik Asia 2026
Advertisement . Scroll to see content

Kampung Unik di Sumba, Singgah ke Desa yang Suasananya Indah Mirip Zaman Megalitikum

Rabu, 01 Maret 2023 - 16:20:00 WIB
Kampung Unik di Sumba, Singgah ke Desa yang Suasananya Indah Mirip Zaman Megalitikum
Kampung Unik di Sumba yang harus dijelajahi (Foto: [email protected])
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Sumba selalu menarik untuk dikunjungi. Apalagi jika singgah ke salah satu desa yang berada di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki bangunan rumah unik.

Desa tersebut paling dikenal dengan sebutan Kampung Adat Praijing. Perkampungan ini merupakan salah satu kampung unik di Indonesia yang sangat fenomenal. Adapun keunikannya adalah bangunan rumah di desa tersebut terbuat dari batuan zaman megalitikum.

Penasaran seperti apa suasana Kampung Adat Praijing di Sumba Barat, NTT? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (1/3/2023).

Kampung Unik di Sumba

Kampung Adat Praijing memiliki keunikan dari bangunannya. Keunikan dari kampung ini adalah material bangunan rumahnya yang masih tradisional dan menggunakan batuan megalitik pada bagian dalamnya. Adapun batuan purba tersebut seperti dolmen, arca megalitik dan menhir. Dindingnya terbuat dari kayu dan beratap rumbai. Tak heran jika kampung ini dijadikan salah satu tempat wisata, dan para wisatawan dapat melihat lebih dekat peninggalan-peninggalan sejarah tersebut.

Kampung adat Praijing memiliki pesona yang indah tak hanya dari kebudayaannya yang masih mengakar kuat, tetapi juga alam pedesaannya yang masih asri dan dan hijau. Di sekeliling pedesaan terdapat hamparan sawah yang luas.

Suasana Kampung Adat Praijing yang Damai

Berada di desa ini sangat menenangkan. Suasananya masih alami dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang padat. Dijamin Anda akan betah berlama-lama untuk tinggal di sini. Kampung Adat Praijing mulanya terdapat sekitar 42 rumah tradisional. Namun, pada tahun 2000 sebagian rumah-rumah tersebut terbakar.

Saat ini terdapat tiga bagian rumah adat, yaitu Lei Bangun atau kolong rumah sebagai tempat memelihara ternak, Rongu Uma atau tingkat kedua, untuk tempat tinggal, dan Uma Daluku yaitu menara atau loteng digunakan sebagai tempat menyimpan bahan makanan dan alat pusaka.

Kepercayaan Marapu

Marapu merupakan bentuk kepercayaan mayoritas masyarakat Sumba. Di mana pembagian rumah tersebut dilakukan karena masyarakat meyakini arwah-arwah para leluhur atau Marapu berada di bagian menara rumah, dan dipercaya memantau kegiatan dari keturunannya yang masih hidup. Sedangkan menara yang berada pada bagian tengah rumah ditopang dengan empat tiang yang berfungsi sebagai penopang rumah.

Pintu Masuk Pria dan Perempuan Berbeda

Ada empat tiang di dalam rumah dan ruang yang digunakan untuk tempat memasak berupa perapian. Keunikan lainnya, setiap tiang memiliki ukiran tertentu, yang membedakan antara pintu laki laki dan perempuan. 

Pintu untuk perempuan terletak di dekat dapur yang menjadi aktivitas Inna atau ibu. Pintu ini biasanya digunakan oleh ibu ketika hendak pergi ke pasar. Sementara, tiang untuk laki-laki berada dekat dengan ruang tamu yang digunakan sebagai tempat diskusi para pria. Umumnya, pintu laki-laki digunakan oleh kepala rumah tangga untuk masuk ke dalam rumah.

Lokasi Kampung Adat Praijing

Kampung adat Praijing berada di Desa Tebara, Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau terletak sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Waikabubak. Jika berangkat dari kota Waikabubak, hanya berjarak 3 km saja. Saat ini akses jalan sangat mudah karena sudah beraspal, tetapi untuk sampai di kampung ini tidak ada alat transportasi umum, sehingga biasanya wisatawan menyewa kendaraan atau menggunakan jasa tour. Selaim itu, tiket masuk kampung adat ini cukup murah dan terjangkau. Bagi setiap grup yang ingin memasuki desa wisata ini dikenakan biaya yaitu Rp50.000 per grup.

Itulah seputar kampung unik di Sumba yang masih lekat dengan suasana zaman megalitikum. 

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut