Kampung Unik di Tasikmalaya, Hanya di Sini Bisa Menikmati Suasana Pedesaan Tahun 1980-an
JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Tasikmalaya sangat menarik untuk dijelajahi. Terutama jika singgah ke salah satu desanya, dijamin akan membuat siapa saja betah untuk berkunjung.
Ya, salah satu desa tersebut bernama Kampung Naga yang memiliki pemandangan alam menarik dengan suasana pedesaan tahun 1980-an. Sudah menjadi hal umum jika Indonesia memiliki banyak nama kampung yang unik dengan karakteristik budaya masyarakat berbeda-beda. Kampung Naga, di Tasikmalaya, menjadi salah satu yang wajib dikunjungi.
Penasaran, seperti apa suasana kampung unik di Tasikmalaya yang memiliki suasana pedesaan tahun 1980-an? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (17/5/2023).
Salah satu kampung adat yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya dapat Anda temukan di Kampung Naga. Hingga kini, masyarakat desa masih konsisten dengan pola hidup Sunda Buhun. Meskipun masih taat dengan kepercayaan dan aturan dari nenek moyang, mayoritas penduduk kampung ini beragama Islam. Mereka bahkan memiliki masjid di kampung seluar 1,5 hektare ini.
Kampung Naga tak hanya sekadar kampung biasa, konon namanya pernah ditulis pada buku sansekerta (sansekrit). Namun sayang, pada tahun 1956 ada seseorang yang membakar kampung itu dan menghanguskan benda-benda sakral, seperti alat-alat senjata hingga buku tersebut.
Kampung Naga terletak di lembah yang subur. Pada kawasan itu dilalui sungai yang dikenal dengan nama, Sungai Ciwulan, bermata air di Gunung Cikuray di daerah Garut. Saat memasuki kampung ini, suasana pedesaan yang menenangkan dan udara yang asri menyambut kedatangan.
Arsitektur bangunan rumah di kampung ini pun masih tradisional, yang membedakan dengan rumah-rumah pada umumnya mulai dari tata letak, dan juga bahan-bahan pembuatnya. Terdapat 103 bangunan rumah di Kampung Naga. Menariknya, jumlah tersebut tidak boleh bertambah maupun berkurang. Masyarakat Kampung Naga menghormati hutan sebagai sesuatu yang keramat, tidak heran jika di kawasan ini masih tampak hijau dengan pepohonan yang rindang.
Kawasan dengan luas yang terbatas ini disebut dengan Leweung Biuk. Warga Kampung Naga percaya, hidup mereka tidak akan selamat jika hutan tidak dirawat. Bagi masyarakat, hidup selaras dengan alam merupakan keniscayaan. Termasuk menjaga amanat Kesetiaan pada tradisi luhur atau karuhun.
Pemandangan Kampung Naga masih terlihat sangat asri dan seperti kembali pada masa tahun 1980-an. Selain tidak ada bangunan gedung-gedung tinggi, jarak satu rumah ke rumah yang lain masih sangat jauh. Di bagian depan rumah warga terdapat sungai yang cukup deras sehingga terasa sangat menenangkan. Warga juga hidup tanpa listrik dan gadget.
Di rumah, warga masih menggunakan tungku api. Beberapa warga masih tinggal di rumah dengan menggunakan bilik bambu. Hamparan sawah dan suasana yang sejuk begitu terasa di kampung tersebut.
Di Kampung Naga, terdapat makam keramat milik seorang yang bernama Embah Dalem Singaparna. Dianggap makam keramat karena selalu diziarahi pada saat akan diadakan atau dilakukan penyelenggaraan upacara-upacara adat. Baik oleh warga masyarakat Kampung Naga yang ada di kawasan tersebut maupun orang-orang keturunan yang tinggal di luar kampung.
Secara administratif, Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Untuk mencapai kampung tersebut harus menuruni anak tangga sekitar 335 anak tangga dan melewati Sungai Ciwulan dengan kemiringan 45 derajat.
Editor: Vien Dimyati