Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 3 Tempat Wisata di Dekat Danau Toba yang Lagi Hits, Pemandangannya Bikin Hati Adem
Advertisement . Scroll to see content

Kemenparekraf Kembangkan 19 Desa Wisata Danau Toba

Selasa, 20 Oktober 2020 - 21:37:00 WIB
Kemenparekraf Kembangkan 19 Desa Wisata Danau Toba
Kemenparekraf) mengembangkan 19 desa di kawasan Danau Toba, Sumtera Utara, menjadi desa wisata. Desa-desa tersebut tersebar di enam kabupaten. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengembangkan 19 desa di kawasan Danau Toba, Sumtera Utara, menjadi desa wisata. Desa-desa tersebut tersebar di enam kabupaten, yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbanghas, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Toba.

Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf, Andhy Marpaung menjelaskan, pengembangan desa wisata ini dilakukan guna mendukung eksistensi Danau Toba sebagai destinasi super prioritas.

"Desa wisata ini merupakan program implementasi kebijakan Presiden Joko Widodo. Pengembangan desa wisata menjadi prioritas dalam RPJMN 2020-2024. Pengembangan desa wisata ini mendukung pencapaian indikator percepatan pengembangan destinasi pariwisata prioritas," ujar Andhy dalam acara Focus Group Discussion (FGD) penyusunan roadmap desa wisata di Danau Toba, di Labersa Toba Hotel and Convention, Senin (19/10/2020).

Dia menjelaskan, keberadaan desa wisata akan menopang pembangunan dan bergeraknya perekonomian masyarakat. Artinya, selain potensi desa yang tergali, pengembangan desa wisata juga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat desa tersebut.

"Desa wisata tak hanya mengeksplor potensi yang ada, tapi juga meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat karena desa wisata memiliki triple down effect yang langsung dirasakan masyarakat," kata Andhy.

Sebanyak.19 desa yang tengah dikembangkan itu di kawasan Danau Toba itu memiliki keunikan dan daya dukung tersendiri. Desa Wisata Huta Ginjang di Tapanuli Utara misalnya, memiliki potensi wisata seperti panorama keindahan danau dari ketinggian 1.637 mdpl dengan kontur bukit menghijau, olahraga paralayang, gantole dan motorlayang, wisata religi sekaligus kawasan outbond, produsen kopi di Sumatera Utara, serta budaya sejarah Raja Parbaringin dan situs-situs budaya Desa Huta Ginjang.

Desa Wisata Dolok Martumbur juga memiliki potensi view Danau Toba dari ketinggian. Bahkan, desa itu terpilih sebagai village business park dari Kementerian Desa PDTT dan sudah terdapat sepuluh rumah yang diusulkan menjadi homestay (bedah rumah PUPR).

Destinasi wisata Sibandang juga memiliki potensi sejarah Kerajaan Djaihoetan beserta peninggalannya, lokasi desa wisata di pulau terpencil, sudah pernah dikunjungi wisman, dan sudah terdapat 35 homestay. Sementara Desa Wisata Hutanagodang memiliki sejumlah potensi di antaranya kampung tenun ulos tradisional dengan tradisi menenun di bawah rumah tradisional, wisata edukasi menenun ulos, motif kain limited edition dan cita rasa kopi robusta Desa Hutanagodang.

Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf Andhy Marpaung saat memberikan sambutan. (Foto: Kemenparekraf)
Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf Andhy Marpaung saat memberikan sambutan. (Foto: Kemenparekraf)

Desa Wisata Marbun Toruan memiliki potensi event 'mangebang' (memestakan peluncuran kapal), memiliki akses pelabuhan dan kedekatan lokasi dengan Istana Sisingamaraja. Begitu juga Desa Wisata Tipang memiliki keunggulan tracking air terjun Sipultak Hoda. Desa wisata ini memiliki pengelompokkan wisata seperti air, agro, ekstrem atau petualangan dan sejarah. Ada pula komunitas raja Napitu, air terjun yang mengairi seluruh persawahan dan kuliner khas ikonik.

Selain itu, Desa Wisata Nagasaribu I juga memiliki potensi berupa hasil kopi yang sudah terkenal, rutin dikunjungi wisman, serta memiliki paket wisata pengolahan kopi (agrowisata). Sedangkan Desa Wisata Pearung memiliki potensi dataran tinggi yang menjadi bukti letusan dahsyat 74 ribu tahun lalu, pemandangan Danau Toba dari Sipinsur, agrowisata jeruk, kopi, pearung dan andaliman serta makanan khas Limi-limi.

Desa wisata lainnya, yakni Hariara Pohan, memiliki potensi berkemah di atas Bukit Holbung dengan pemandangan Danau Toba (sunrise). Sementara Desa Wisata Sosor Dolok memiliki potensi keindahan air terjun dan mayoritas penduduknya petani kopi.

Satu lagi Kampung Wisata Tigarihit juga memiliki keunggulan kampung warna-warni dengan pemandangan Danau Toba (sunset) dan suasana 'perkotaan' (urban village), serta kuliner khas Dolung-dolung. Sedangkan Desa wisata Silalahi 1 memiliki potensi berupa percampuran kebudayaan antara Pakpak, Toba, dan Simalungun.

Ada juga tenun ulos tradisional Silalahi, memiliki buah mangga paling manis dan buahnya sudah berusia ratusan tahun serta makanan khas berupa Bubur Sitohap. Desa Wisata Sigapiton juga memiliki potensi situs sejarah, terasering sawah yang luas dan rapih, Sanggar Tari Natulo, daya tarik mitos (bona naik, air terjun, batu pengasingan, nual tulung, pijakan Sisiagukguk dan batu sitali). Ada pula sanggar kesenian (musik dan tari) yang dikelola BPODT.

Desa Wisata Pardamean Sibisa juga memiliki hal-hal yang diunggulkan seperti kerajinan ukiran kayu khas Batak yang merupakan replika dari benda pusaka zaman dahulu seperti tongkat raja, ukiran ornamen Batak, alat musik kecapi, dan lainnya. Mayoritas penduduknya adalah petani kopi dan telah dikemas dalam "Kopi Sibisa".

Selain itu, Desa Wisata Jangga Dolok juga memiliki potensi perkampungan rumah adat dan sopo, agrowisata kopi, padi, sayur, rempah-rempah dan buah, cerita moral Tongkat Padaluang, Sungai Julu sebagai sumber air Danau Toba dan pemandian alam, memiliki mars Jangga Dolok dan lagu Partodian karya desa. Selain itu, terdapat pula olahraga Marmoncak, memiliki warisan budaya yang bisa dilestarikan dan memiliki rumah adat tertua di Toba.

Desa wisata lainnya adalah Lumban Bulbul yang memiliki potensi pantai pasir putih yang luas dan landai. Desa ini juga sudah ramai dikunjungi sebagai tempat rekreasi, ada Sanggar Naposo Lumban Bulbul, ada kuliner khas ikan Nila Andaliman dan Sasagon Toba.

Selanjutnya, Desa Wisata Tara Bunga memiliki potensi agrowisata buah-buahan dan pemandangan Danau Toba, memiliki cukup banyak kerbau sebagai potensi wisata, Ulos Tarabunga yang memiliki nilai filosofi tinggi, dekat dengan makam Pardede, memiliki mitos pohon hariara dan batu besar, memiliki satu rumah adat dan satu sopo yang akan dijadikan pusat kerajinan dan sanggar seni.

Selain itu, Desa Wisata Meat memiliki potensi berupa perkampungan rumah adat Ragihotang dan kerajinan tenun ulos tradisional. Terakhir, Desa Wisata Lintongnihuta memiliki potensi berupa pemandangan luas Danau Toba dari Bukit Singgolom.

Kepala Pusat Pengembangan dan Perencanaan Kepariwisataan ITB, Ina Herlina Koswara menyebut potensi-potensi tersebut kini tengah dikerucutkan untuk dibuatkan roadmap merealisasikan desa wisata. Potensi tersebut, kata Ina, menjadi kekuatan dan keunikan masing-masing desa yang bisa memberi nilai tambah kepada masyarakat jika dikelola dengan baik. "Penyusunan roadmap ini untuk melihat lebih detail problematika yang dihadapi dan solusi untuk menyelesaikannya," kata Ina.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba, Jhon Piter Silalahi mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf/Baparekraf yang sudah memfasilitasi pengembangan desa wisata di kawasan Danau Toba.

"Kami berharap seluruh potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dan difasilitasi menjadi desa wisata. Ini butuh komitmen kita bersama," ujarnya.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut