Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penumpang WNA Whoosh Tembus 335.681 hingga Oktober 2025, Didominasi Warga Malaysia
Advertisement . Scroll to see content

Kolaborasi Kunci Strategis Bangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 

Selasa, 16 Februari 2021 - 18:09:00 WIB
Kolaborasi Kunci Strategis Bangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 
Menparekraf Sandiaga Uno dalam webinar pariwisata. (Foto: Dok Universitas Prasetiya Mulya)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pariwisata merupakan sektor yang terkena dampak pandemi Covid-19 yang sangat besar. Mengingat bahwa sektor ini berkontribusi cukup signifikan terhadap perekonomian nasional, maka kerja sama berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan bagi pemulihan pariwisata Indonesia.

Kontribusi sektor pariwisata bagi perekonomian domestik mencapai 4,8 persen terhadap produk domestik bruto pada tahun 2019. Berbagai daerah seperti Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau merupakan daerah tujuan wisata andalan di Indonesia.

Namun, semenjak pandemi Covid-19, data dari BPS menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 88,8 persen. Penurunan yang cukup signifikan ini disebabkan karena kebijakan physical distancing dan penutupan akses perjalanan internasional di berbagai negara sehingga mobilitas warga menjadi sangat terbatas.

Unggul dalam bisnis dan peduli terhadap industri hospitality, Universitas Prasetiya Mulya menunjukan kepedulian pada sektor pariwisata di era pandemi. Pihaknya menghadirkan webinar dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang fokus membicarakan strategi dalam membangkitkan pariwisata Indonesia.

Pada pembukaan webinar bertemakan ‘Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Era Pandemi’, Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman S. Simandjuntak menyebutkan bahwa perlu dimunculkan rasa pentingnya perubahan fundamental di industri ini. 

“Melalui seminar ini akan terpicu betapa urgensinya perubahan fundamental dalam perkembangan pariwisata,” ujar Djisman S. Simandjuntak.

Rektor Prasetiya Mulya

Sebagai praktisi, Ketua Indonesia Tourism Forum Sapta Nirwandar dalam webinar tersebut pun menyebutkan bahwa 2024 pariwisata baru bisa pulih, mundur dari prediksi sebelumnya yaitu 2021. 

“Virus yang kecil ini traveling kemana-mana, bukan orang yang pergi traveling. Jadi, begitulah dahsyatnya virus ini, tidak bisa disamakan dengan bencana alam biasa, tetapi tetap ada optimisme dalam situasi ini,” kata Sapta.

Dalam sesi webinar juga, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan bahwa sejak pandemi tumbuh dan berkembang di Bali, pemerintah fokus dengan memberikan penanganan sejak Maret hingga Juni 2020. Kelandaian kasus menjadi acuan pemerintah Bali untuk membuka kembali Bali meski hanya menerima para wisatawan domestik.

“Jangka pendeknya strategi pemerintahan Bali ini sudah didahului dengan protokol kesehatan yang memadai dengan sertifikasi sehingga bisa menyatakan Bali siap untuk membuka kembali bagi pasar domestik saja,” ujar Tjokorda.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno juga mengakui bahwa sektor yang beliau pegang memang sedang memprihatinkan. Hampir 75 persen wisatawan asing mengalami penurunan selama pandemi, total 88 persen para pelaku pekerja di sektor pariwisata juga mengalami pembatalan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa ampak pandemi pada sektor pariwisata sangat dahsyat.

Selain stimulus bantuan dana kepada pelaku ekonomi dan pariwisata, Quick Win 2021 ditetapkan menjadi strategi pemulihan pariwisata di era pandemi ini. #DiIndonesiaAja menjadi tagar yang juga disosialisasikan Kemenparekraf untuk mengajak para wisatawan domestik berlibur di dalam negeri sebagai bagian upaya menjadikan pariwisata Indonesia kembali berkembang.

“Kita terapkan Quick Win 2021 ini karena memang dampak pandemi ini sangat dahsyat. Kita punya tiga pilar yaitu 3M (protokol kesehatan), 3T (Testing, Trashing, dan Treatment), dan 3G (Gercep, Geber, dan Gaspol) terkait vaksinasi, ketiga pilar ini yang kita coba terapkan,” ujar Sandiaga Uno.

Berbicara industri tourism, banyak sekali hal yang menarik dan berkembang. Sejalan dengan perubahan perilaku adaptif terhadap situasi, industri ini pun harus memberikan sumbangsih perubahan yang disertai revolusi pemikiran SDM.

“Ada perkembangan yang menarik, dulu tourism dikenal sebagai mass tourism, tapi karena ada peran critical thinking dan teknologi, muncul alternatif lain yang terus berkembang menghadirkan destinasi kecil atau yang tidak populer jadi bisa masuk sebagai wisata,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Prasetiya Mulya Agus W. Soehadi. 

Webinar ini juga mengundang Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela H. Tanoesoedibjo yang memberikan arahan terkait pemanfaatan teknologi sebagai manajemen destinasi, serta memastikan SDM desa wisata dapat mandiri dalam berinovasi, finansial, dan melewati krisis dengan berkolaborasi dan tidak menyerah karena dampak Covid-19. Hal ini sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan Universitas Prasetiya Mulya melalui penyelenggaraan diskusi ini. (CM)

Editor: Rizqa Leony Putri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut