Kronologi Lengkap Pendaki Wanita Ngaku Masuk Lingkaran Alam Gaib di Gunung Bulu Bialo, Proses Evakuasi Mencekam!
JAKARTA, iNews.id - Viral di media sosial pendaki wanita mengaku masuk ke dalam lingkaran alam gaib di Gunung Bulu Bialo, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Beruntung dia berhasil ditemukan rombongan pendaki lain, meski proses evakuasi berlangsung mencekam.
Kejadian ini ramai dibahas di TikTok. Banyak netizen yang mengaku percaya dan tidak percaya dengan apa yang dialami si pendaki wanita. Bagaimana pun, apa yang dialami si pendaki bisa menjadi pembelajaran agar tidak ceroboh saat mendaki gunung.
Lantas, bagaimana kronologi lengkap dari kejadian ini? Bagaimana kondisi si pendaki wanita sekarang? Berikut penjelasan selengkapnya.
Beredar video menegangkan saat rombongan pendaki mendengar suara minta tolong yang diteriaki seorang perempuan. Bukannya kabur, para pendaki itu malah mencari sumber suara tersebut.
Sumber suara dengan lokasi suara pertama kali didengar cukup jauh. Itu membuat para pendaki meski berlarian melewati jalan setapak di atas gunung yang jalurnya pun tidak mudah dilalui.
Dengan niat membantu, para pendaki itu benar-benar menelusuri dari mana sumber suara datang. Hingga akhirnya didapati sumber suara di dekat jurang. Di sana ada seorang pendaki perempuan duduk tak berdaya.
Perempuan itu mengenakan hoodie berwarna putih. Kepalanya ditutupi topi, wajahnya tidak diperlihatkan di video viral.
Sambil menangis, si perempuan meminta tolong sekaligus berterima kasih sudah ditemukan. Dia mengaku telah berpisah dengan rombongan dan mengalami hal mistis selama berada di gunung.
Ya, si pendaki itu mengaku memasuki lingkaran alam gaib yang ada di Gunung Bulu Bialo. Dia bersyukur bisa ditemukan dan tidak lagi tersesat di alam mistis yang membuatnya ketakutan.
"Takut... takut... (Sendirian di sini?) Iya sendiri," kata si pendaki wanita dari video viral yang diunggah @moun***, dikutip Minggu (4/5/2025).
Dia lalu menjelaskan bagaimana bisa tersesat dari rombongan. Dengan suara terbata-bata, dia bilang, "Tadi ada yang ajak jalan, keliling-keliling, tapi gak tahu kemana, terus hilang orangnya."
Mendengar hal itu, pendaki yang berhasil menemukan si perempuan kaget dan mengucap 'Astaghfirullah'.
"Disuruh ikut ke bawah," kata si perempuan. Dia mengatakan kalimat itu sambil menunjuk ke arah jurang yang berada tepat di depannya.
Para pendaki yang menolong si perempuan coba bertanya lagi. Kali ini memastikan dengan siapa si pendaki perempuan ke gunung. Lalu dijawab, "Ke sini 4 orang."
Setelah video evakuasi itu viral, ternyata si pendaki perempuan yang sudah dalam kondisi lebih baik membuat penjelasan selengkap-lengkapnya soal pengalaman yang dialami selama mendaki Gunung Bulu Bialo. Berikut penjelasan lengkap si pendaki perempuan.
Diketahui kalau nama pendaki perempuan itu adalah Helen Alfira. Dia menerangkan kalau pengalaman mistisnya itu terjadi pada Sabtu, 26 April 2025.
Menurut Helen, cerita awalnya adalah dia mengaku mulai merasa ada yang tidak beres dengan perasaannya saat di Puncak Sejati, dan setelah itu dia dan rombongannya memutuskan untuk turun dan singgah untuk foto-foto di Puncak Bialo.
"Tapi saya memutuskan untuk turun duluan sendiri dikarenakan saya melihat cuaca tidak mendukung (mau hujan) dan merasa tidak enak badan," kata Helen.
Setelah itu, dia turun sendiri dan di tengah perjalanan bertemu dengan laki-laki dengan penampilan berbadan tinggi dan mengenakan celana pendek selayaknya seorang pendaki. Lalu, pria itu bertanya ke Helen, "Dek, mau turun?"
Helen yang tidak menaruh rasa curiga pun menjawab, "Iya, kak." Kemudian, sosok pria itu mengarahkan jalur untuk Helen, namun jalurnya bukan jalur yang dilewati sebelumnya.
Sesampainya di Pos 5, Helen memutuskan untuk beristirahat dan tiba-tiba pria itu sekejap hilang. Tapi, Helen mengaku masih berpikiran positif. Helen pun istirahat selama 20 menit.
Setelah itu, Helen menyadari bahwa dia seharusnya tidak berada di Pos 5, karena rombongannya tidak melewati jalur tersebut. Dia mencoba untuk tidak panik dan berharap teman-temannya lewat Pos 5 dan kemudian turun bersama.
Namun, setelah beberapa menit berlalu, teman-teman Helen tidak juga lewat di Pos 5. Dia pun memutuskan untuk pergi, terlebih hawa di Pos 5 sudah mulai tidak nyaman.
Dalam proses mencari jalur yang seharusnya, Helen mengaku kehilangan arah. Setiap kali dia ingin menjauh dari Pos 5, dia selalu kembali ke titik awal. Peristiwa ini terjadi selama 4 jam lamanya dan Helen pun mulai panik.
Parahnya, di situasi panik suara Helen seperti dibungkam. Dia mengaku mau teriak sekencang apa pun, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Upaya meminta tolong itu seperti dihalangi sesuatu yang tidak kasat mata.
Bahkan, ketika teman-teman Helen berada di Pos 5 dan meneriaki namanya, Helen tidak mendengarnya. "Mungkin dikarenakan saya berada dalam lingkaran alam gaib," ungkapnya.
Di situasi lelah meminta pertolongan namun sia-sia, Helen memutuskan untuk diam, pasrah, dan berdoa meminta pertolongan Tuhan. Tak lama setelah itu, Helen bangkit dan berusaha lagi untuk keluar dari lingkaran alam gaib tersebut sembari terus berusaha teriak.
"Saya merasa teriakan saya kali ini bisa didengar dan memutuskan untuk terus berteriak minta tolong. Hingga akhirnya ada rombongan pendaki lain yang mendengar teriakan minta tolongnya seperti yang tersebar di video viral," cerita Helen.
Akhirnya rombongan pendaki lain mengarah ke titik Helen berada dan berhasil menemukannya dalam keadaan selamat. Setelah itu Helen turun ditemani pendaki lain. Helen kini dalam kondisi selamat.
Dari kejadian itu, Helen mengakui bahwa apa yang dialaminya adalah hasil kelalaiannya sendiri, bukan karena ditinggal sama rombongannya, tapi karena dia sendiri yang meninggalkan rombongan.
"Pesan untuk semua netizen, jangan langsung menilai sesuatu yang belum tentu begitu ceritanya. Karena musibah itu tidak ada yang tahu dan tidak ada juga yang mau," kata Helen.
Dia menambahkan, "Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih banyak kepada rombongan pendaki lain yang sudah menemukan saya dan terima kasih juga untuk rombongan aku sudah berusaha untuk mencari saya dan tetap menunggu saya."
Editor: Muhammad Sukardi