Lebih Tua dari Piramida! Gunung Padang dan Penampakan Prabu Siliwangi Menurut Fenny Rama

JAKARTA, iNews.id - Dalam kelanjutan perbincangan di Bisikan Gaib, Robby Purba dan Fenny Rama membahas misteri lain yang tak kalah menarik, Gunung Padang di Cianjur. Menurut Fenny, tempat itu bukan sekadar situs sejarah, tapi juga lokasi sakral tempat Prabu Siliwangi bersemedi.
“Gunung Padang itu lebih tua dari piramida,” ujar Fenny tegas, menjelaskan bahwa peninggalan di sana berasal dari zaman megalitikum, sekitar 25 ribu tahun sebelum masehi, jauh sebelum peradaban modern berdiri.
Fenny juga menjelaskan bahwa Gunung Padang memiliki energi berbeda. Ia menyarankan siapa pun yang naik ke sana untuk melepas alas kaki. “Kita harus nyeker, karena harus merasakan tanah di Gunung Padang,” katanya. Saat menapakkan kakinya di puncak, Fenny merasakan tanahnya hangat. Setelah diteliti, ternyata tanah itu mengandung endosit 45%, yang diyakini baik untuk kesehatan dan menjadi sumber energi alami di sana.
Ia juga menceritakan pesan dari juru kunci yang menyarankan untuk tidak memakai sepatu karena “Abah suruh kita merasakan langsung energi tanah.” Peninggalan-peninggalan di sana pun masih asli, seperti alat musik dari batu yang ketika dipukul benar-benar mengeluarkan nada. Semua itu menjadi bukti bahwa tempat tersebut menyimpan kekuatan spiritual dan sejarah yang luar biasa.
Robby lalu bertanya tentang penampilan Prabu Siliwangi. Fenny menjawab dengan penuh detail. “Ganteng banget, bang. Bibirnya tebal seperti difiller, dagunya belah, rambutnya ikal, wajahnya oval,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pakaian sang prabu biasanya berupa beskap berwarna maroon, orange, atau hitam, lengkap dengan sandal kerajaan zaman dulu. “Beliau itu Italy, Latin, Sunda,” tambahnya, menggambarkan perpaduan aura megah dan karismatik dari sosok legendaris tersebut.
Cerita ini menegaskan bahwa Gunung Padang bukan sekadar peninggalan arkeologis, melainkan juga ruang spiritual yang menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini. Sosok Prabu Siliwangi tetap hidup di dalam keyakinan masyarakat Sunda, sebagai lambang kebijaksanaan dan kekuatan yang menjaga tatanan alam.
Editor: Dani M Dahwilani