Lestarikan Batik, Kemenparekraf dan Lakon Indonesia Gelar Pertunjukan di Candi Prambanan
JAKARTA, iNews.id - Perayaan Hari Batik Nasional menjadi momen bagi pelaku kreatif untuk berkarya. Seperti diketahui Batik merupakan warisan budaya dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO.
Dalam rangka mengenalkan batik Nusantara, Lakon Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) akan menggelar Gantari, di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya mengatakan pertunjukan ini sebagai upaya melestarikan dan memasarkan produk-produk UMKM.
“Pertunjukan ini bagian dari peringatan Hari Batik Nasional dan sekaligus upaya melestarikan budaya Indonesia. Kami mengapresiasi Lakon Indonesia, yang membantu UMKM untuk memasarkan produk. Selain itu juga membina agar usaha bisa tetap sustainable," kata Nia Niscaya melalui keterangan virtualnya, belum lama ini, di Jakarta.
Thresia Mareta, Pendiri Lakon Indonesia mengatakan, acara ini akan dilaksanakan secara hybrid dengan penonton yang sangat terbatas dan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Selain itu, kegiatan ini akan ditayangkan secara daring di kanal Instagram dan You Tube Lakon Indonesia serta Kemenparekraf.
"Kami ingin agar lebih banyak kalangan yang dapat ikut merayakan Hari Batik Nasional, menjadikan Batik benar-benar sebagai suatu kebanggaan karena ini adalah salah satu karya seni yang asli milik bangsa Indonesia," ujar Thresia.
Dia menambahkan Gantari adalah perjalanan untuk mendalami dan menyempurnakan cerita Lakon Indonesia, sebagai kelanjutan dari Pakaiankoe yang telah digelar pada 15 November tahun lalu di area SCBD, Jakarta.
"Perjalanan ini adalah cerita yang menggambarkan metamorfosa Lakon Indonesia. Melakoni peranannya dalam menggali budaya dan tradisi serta mempertahankan prinsip dasar yang telah diwariskan secara turun temurun untuk kita semua," katanya.
Kali ini Lakon Indonesia akan mempresentasikan koleksi yang lebih matang dan lebih dalam berupa 130 koleksi pakaian siap pakai yang akan diperagakan oleh 100 orang model.
"Mengangkat kekayaan kain hasil karya tangan pengrajin tradisional berupa batik, jumputan, dan tenun lurik, dengan bahan serat natural yang memang sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia," ujarnya.
Semua kain tersebut adalah hasil kerjasama Lakon Indonesia dengan para pengrajin di daerah Jawa yang saat ini telah menginjak tahun kedua. Lakon Indonesia tidak hanya membina mereka, melainkan juga membantu melakukan berbagai eksperimen, memberikan ilmu-ilmu dan pandangan-pandangan baru yang akan dapat membantu untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan berkembang.
"Hal inilah yang akan menjadi modal bagi mereka untuk dapat terus bergerak di masa yang akan datang," ujarnya
Dalam pagelaran kali ini, LAKON Indonesia mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan lebih banyak pihak, mulai dari pengrajin, artisan, seniman, Irsan - designer, Adi Purnomo - arsitek, hingga badan pemerintah dan Kemenparekraf.
"Diharapkan acara ini dapat membantu para pengrajin, UMKM, terutama dalam industri fashion dan industri kreatif lain sebagai pendukungnya untuk bergerak, terutama di dalam masa pandemi ini," katanya.
Dia juga ingin menyampaikan semangat, pandemi ini tidak melemahkan, melainkan menyatukan untuk dapat bergerak bersama dalam membuat pembaharuan yang akan terus menguatkan Indonesia," kata Thresia.
Melalui pagelaran kali ini, Lakon Indonesia juga ingin memberikan penghormatan bagi kaum perempuan yang memiliki peran penting dalam pewarisan nilai budaya dan etika. Serta para seniman tradisional yang telah setia mengabdikan diri bagi dunia seni yang dicintainya.
"Acara ini tidak hanya mempresentasikan pakaian atau kain tradisional, tetapi juga mempresentasikan budaya dan tradisi Indonesia yang memiliki nilai yang sangat tinggi dan dalam," tutur dia.
Editor: Vien Dimyati