Liburan di Desa Ini Wajib Kunjungi Pasar Tradisional, Suasananya seperti Kembali ke Masa Lalu!
JAKARTA, iNews.id - Menikmati suasana perkampungan yang sejuk dan alami menjadi impian banyak orang. Apalagi Anda juga bisa merasakan suasana pasar tradisional zaman dulu, ini semakin membuat siapa saja kangen dengan kampung halaman.
Untuk menikmati suasana masa lalu, Anda bisa singgah ke Temanggung, Jawa Tengah. Ya, di sini ada satu pasar unik yang menyajikan suasana zaman dulu. Pasar tersebut bernama Papringan.
Pasar Papringan berada di areal rumpun bambu atau yang biasa disebut sebagai papringan. Pasar tersebut berada di atas lahan seluas 2.500 meter persegi yang terletak di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Saat masuk ke pasar Papringan, Anda akan serasa memasuki mesin waktu kembali ke zaman dulu. Karena, Anda akan melihat para penjual mengenakan baju lurik dan disambut dengan alunan gamelan, hingga membuat vibes 'jadul' begitu terasa.
"Temanggung memiliki destinasi wisata baru. Yakni, Pasar Papringan yang mengajak pengunjung kembali ke masa lalu, seperti mesin waktu. Pasar Papringan merupakan pasar tradisional yang unik. Pasar jenis ini sepertinya tidak banyak di Indonesia. Atau ada yang lainnya di daerah kalian? Mestinya harus dilestarikan agar dapat menggaet wisatawan lokal maupun luar. Selain itu untuk melestarikan kuliner khas Nusantara," tulis Instagram @indoflashlight.
Mengenai Pasar Papringan yang menawarkan suasana zaman dulu yang unik, ada 5 hal menarik yang perlu Anda ketahui. Apa saja? Berikut ulasannya dirangkum pada Sabtu (5/11/2022).
1. Harus tukar uang tunai dengan uang bambu
Di pasar Papringan, kegiatan jual beli dilakukan dengan mata uang pring. Para pengunjung bisa menukarkan uang tunai dengan uang pring pada pintu masuk loket. Dengan berbekal keping pring, Anda bisa menikmati berbagai sajian kuliner, hasil tani dan kerajinan bambu.
Untuk mendapatkan koin pring, Anda tidak harus membawa uang tunai. Di loket penukaran keping, terdapat fasilitas scan kode QRIS untuk memudahkan transaksi penukaran mata uang. Hanya dengan scan kode, Anda bisa melakukan pembayaran cashless untuk ditukar dengan nominal pring yang tersedia.
2. Makanan dan minuman dirancang untuk dinikmati langsung
Berbagai jenis sajian seperti makanan berkuah dan minuman dirancang untuk disajikan dan dinikmati langsung. Alasannya, agar Anda bisa menikmati hidangan penyajian dan suasana khas pagi hari di rumpun bambu.
Selain itu, menikmati makanan langsung di lokasi pun dapat mengurangi sampah plastik pembungkus makanan yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Meski demikian, Anda tetap bisa membawa pulang sajian di Pasar Papringan. Caranya, bisa membawa botol minum, kotak makanan, atau tas belanja dari luar. Bisa juga membeli keranjang di lapak kemasan dan kerajinan. Keranjang itu pun bisa Anda pakai lagi untuk berbelanja.
3. Terdapat berbagai hasil tani
Selain kuliner dan kerajinan, di Pasar Papringan terdapat juga hasil tani. Jenis hasil tani yang dijual di Pasar Papringan yakni sayuran, tomat, cabai, dan buah-buahan yang diperoleh dari lahan warga, pekarangan dan lingkungan sekitar.
Kemudian, selain bisa membeli sayur dan buah, Anda juga bisa langsung bertemu dengan petani Ngadiprono yang terlibat selama gelaran. Tentunya Anda bisa bertanya langsung kepada para petani tentang berbagai hal menarik soal proses penanaman dan panen tentang sayur dan buah.
4. Menyajikan aneka ragam kerajinan bambu
Pasar Papringan menyajikan beraneka ragam kerajinan bambu terkurasi hasil gotong-royong dengan berbagai pihak. Para pengrajin bambu di Dusun Ngadiprono unjuk keterampilan lewat anyaman keranjang bambu, kemasan produk, perlengkapan rumah tangga, dan mainan anak-anak.
Adapun bambu yang digunakan yakni berasal dari lingkungan sekitar. Selain sekadar membeli kerajinan bambu, Anda juga bisa bertemu dan berbincang langsung dengan pengrajin bambu pada saat gelaran Pasar Papringan. Jangan lupa, Pasar Papringan ini dibuka hanya Minggu Wage dan Pon.
Editor: Vien Dimyati