Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pramono bakal Bangun Ekosistem Seni-Budaya di Taman Ismail Marzuki, Gandeng IKJ
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Cerita Wayang dengan Cara Sederhana ala Milenial

Selasa, 19 Februari 2019 - 21:35:00 WIB
Mengenal Cerita Wayang dengan Cara Sederhana ala Milenial
Tantangan mengenalkan wayang pada generasi milenial. (Foto: iNews.id/Vien Dimyati)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bagi kalangan anak muda, pertunjukan wayang mungkin jarang pernah dilirik. Padahal, setiap jalan cerita dan kisah perwayangan memiliki nilai-nilai filosofi yang baik untuk pembentukan karakter kaum milenial.

Namun sejak ditetapkannya Hari wayang Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2018, sejumlah tokoh-tokoh perwayangan, pakar, hingga tokoh dalang seluruh Indonesia ingin membuat perwayangan di Tanah Air diterima oleh kalangan Milenial.

Pakar dan pengamat wayang dunia Y Soedarko Prawiroyudho mengatakan, pada 1985 ada penelitian yang menyatakan saat itu penikmat wayang di Indonesia berjumlah 40 juta orang. Sekarang data tersebut tidak ada. Entah berkurang atau bertambah. Tetapi tampaknya cenderung berkurang.

"Ini faktor milenial tidak tahu wayang. Padahal, wayang dengan karakter bangsa memiliki hubungan. Wayang adalah jati diri bangsa yang dapat menanamkan sikap gotong royong, kebersamaan, floral, dan lainnya. Ini yang perlu dijual ke generasi milenial agar nilai tersebut bisa masuk. Selain itu, wayang memiliki sumber nilai pemaaf. Nilai tertinggi manusia apabila dia sudah bisa memaafkan. Jadi, wayang harus ditransfer ke sana. Kritik terhadap wayang penting. Simbol dan bahasa yang mudah dimengerti," kata Soedarko di sela Rakor Organisasi Pewayangan, di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kondang Sutrisno mengatakan, sejauh ini PEPADI sudah banyak melakukan banyak usaha untuk mendekatkan wayang kepada milenial. Bahkan, secara berkelanjutan mengadakan festival dalang bocah. Menariknya, anak-anak muda ini merespons baik.

"Selain itu, kami juga banyak membuat acara wayang dengan durasi singkat dan bahasa Indonesia. Langkah-langkah ini bisa dinikmati anak muda. Kami memiliki ribuan seniman dengan penonton yang luar biasa," kata Kondang Sutrisno.

Perlu diketahui, perjuangan panjang organisasi dan pelaku pewayangan Tanah Air untuk penetapan Hari Wayang Nasional (HWN) akhirnya membuahkan hasil. Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2018 meneken Keppres Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional, di mana telah ditetapkan Hari Wayang Nasional diperingati setiap 7 November.

Ketua Umum Sekretariat Nasional Wayang Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjoyo mengatakan, pihaknya ingin wayang bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hari besar pewayangan itu bisa menjadi momentum pengembangan pewayangan.

"Keppres No 30 Tahun 2018 menegaskan peranan dan tugas seni budaya wayang menjadi sumber nilai, serta jati diri bangsa. Tugas yang mulia, tetapi berat karena organisasi pewayangan harus mampu menampilkan pergelaran wayang yang berkualitas edipeni dan adiluhung. Pentas wayang yang bermutu hanya bisa ditampilkan oleh para dalang yang mumpuni karena di tangan mereka wayang bisa menjadi tontonan yang menarik dan menyampaikan pesan tuntunan hidup yang tersusun rapi," kata Suparmin.

Sementara itu, Ketua Bidang Humas dan Kemitraan Sena Wangi Eny Sulistyowati menjelaskan, dunia pewayangan saat ini menghadapi tantangan besar dalam menjangkau khalayak generasi muda. Perlu strategi penyesuaian agar wayang tetap bisa dinikmati khalayak luas, khususnya generasi milenial. Antara lain penyesuaian waktu pertunjukan yang tidak harus digelar semalam suntuk. Wayang bisa digelar dalam waktu singkat sekitar dua hingga tiga jam tanpa menghilangkan inti pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton.

Untuk menarik minat generasi milenial, kata Eny, pengembangan ke depan bisa diarahkan agar wayang menjadi fondasi dari produk seni kreatif yang tengah diganderungi, seperti film, animasi, musik, fesyen, game aplikasi, karya desain grafis, dan sebagainya.

"Melalui momentum HWN, wayang harus bisa merasuk ke masyarakat. Bisa melalui film, misalnya cerita Mahabarata dijadikan film cerita berseri. Atau tokoh-tokoh pewayangan dijadikan inspirasi dalam karya fesyen. Minimal anak muda bisa mengenal karakter dalam pewayangan," ujar Eny.

Dalam Rakor Organisasi Pewayangan ini juga ada acara penting, yaitu Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI) tentang 'Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika'.

Rapat Koordinasi Organisasi Pewayangan juga akan ditutup dengan pentas Teater Wayang Indonesia (TWI) dengan menampilkan pergelaran wayang orang bahasa Indonesia bertajuk ‘The Opera Drama Wayang Swargaloka’ di Teater Kautaman, Selasa 19 Februari 2019, pukul 19.30 WIB. Menyajikan cerita 'Kidung Anargya Kunthi Talibrata', Drama Wayang Swargaloka akan didukung para seniman wayang terkemuka dan bintang tamu maestro dalang Ki Manteb Soedarsono.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut