Mengenal Keindahan Gunung Singgalang, Ternyata Menyimpan Kisah Legenda 7 Manusia Harimau
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak tempat wisata yang menyimpan legenda menarik untuk dijelajahi. Bahkan, beberapa tempat tersebut menjadi destinasi yang sangat populer.
Salah satunya yang berada di Sumatera Barat. Di sini terdapat Gunung Singgalang. Gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi. Lalu, tahukah Anda, kawasan ini memiliki legenda yang disebut 7 Manusia Harimau.
Dikutip dari akun Facebook MNC Update, konon pada zaman dahulu Gunung Singgalang merupakan awal mula adanya 7 manusia harimau yang kini menjadi legenda, serta pernah menjadi drama sinetron di RCTI.
Kala itu penduduk Desa Singgalang memiliki perguruan silat, tepatnya di kaki gunung tersebut. Sebelum murid perguruan itu lulus, mereka akan diuji lebih dulu.
Ujian yang diberikan adalah para murid harus masuk, dan menelusuri hutan Gunung Singgalang. Hanya dibekali bawang dan garam. Jika dia kembali dengan selamat dan membawa sabuk dari kulit harimau, maka orang tersebut memiliki ilmu harimau.
Kini Gunung Singgalang kerap dijadikan tempat mendaki boleh para pendaki Indonesia, hingga mancanegara. Memiliki ketinggian sekitar 2.877 meter di atas permukaan laut (MDPL). Pegunungan di sini berjenis vulkanis dan sudah tidak aktif.
Dikutip dari akun Instagram @mountnesia, Gunung Singgalang dihiasi dengan hutan gunung yang lembap. Selain itu banyak menyimpan kandungan air, sehingga persediaan air bagi para pendaki cukup melimpah.
Kemudian, salah satu hal yang membuat Gunung Singgalang menjadi primadona untuk didaki, yakni keberadaan telaga yang merupakan bekas kawah mati, telaga tersebut dikenal dengan sebutan Telaga Dewi.
Gunung ini merupakan salah satu dari tiga gunung yang berdekatan sehingga biasa disebut Tri Arga, Marapi, Singgalang dan Tandikek. Marapi di antara yang paling umum didaki orang.
Sementara, Gunung Singgalang tidak terlalu banyak pendaki sekalipun di akhir minggu. Trek yang berat membuat orang berpikir dua kali untuk mendaki gunung ini, sekalipun pemandangannya sangat indah.
Editor: Vien Dimyati