Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BRIN Ungkap Air Hujan Mengandung Mikroplastik, Ini Kata Pemprov Jakarta
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Manganan, Tradisi Membawa Makanan Berkat ke Makam Leluhur

Minggu, 07 Januari 2024 - 15:27:00 WIB
Mengenal Manganan, Tradisi Membawa Makanan Berkat ke Makam Leluhur
Tradisi Manganan membawa makanan ke makam leluhur. (foto: instagram)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Indonesia memiliki berbagai macam adat dan budaya yang sangat beragam dari Sabang sampai Merauke. Terdapat berbagai tradisi yang masih melekat dan banyak diikuti oleh masyarakat hingga saat ini, salah satunya Manganan.

Manganan merupakan sebuah tradisi yang populer dan banyak dilakukan masyarakat di Juwana, Pati, Jawa Tengah. Meski begitu, masyarakat di Pulau Jawa pun masih sangat familiar dengan tradisi Manganan ini. 

Tradisi Manganan umumnya dilakukan oleh sekelompok masyarakat atau keluarga yang akan melaksanakan acara hajatan atau biasa disebut ‘yang punya gawe’. Mereka berkunjung ke makam leluhur untuk berziarah sambil membawa ambengan atau makanan berkat.

Melansir akun Instagram @patisakpore, Minggu (7/1/2024), terlihat dalam unggahan tersebut sebuah keluarga yang sedang melakukan tradisi Manganan di sebuah makam leluhur. Keluarga tersebut membawa beraneka ragam lauk pauk. 

Salah satu menu yang wajib dibawa dalam tradisi Manganan ini yaitu Ingkung Ayam Kampung. Menggunakan satu ekor kampung yang dibumbui rempah. Ayam kampung yang digunakan pun harus ayam jantan, tidak boleh betina.

Kata Ingkung berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu "jinakung" dan "manekung" yang artinya memanjatkan doa. Selain itu, ayam yang telah dimasak pun dibiarkan dalam posisi telungkup layaknya sedang menunduk ke bawah.

Arti dari posisi menunduk tersebut adalah untuk menghormati Yang Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya. Selain Ingkung Ayam Kampung, lauk pauk lain seperti sayuran, olahan tempe, hingga buah-buahan juga turut dibawa dalam tradisi Manganan ini. Tak jarang keluarga yang datang sampai menggelar tikar untuk menaruh wadah-wadah makanan di makam leluhur tersebut.

Keluarga yang melaksanakan tradisi Manganan pun memanjatkan doa bersama, kemudian makan bersama di makam leluhur mereka. Setelah itu, makanan yang telah didoakan, boleh dimakan bersama oleh keluarga dan juga  masyarakat yang berada di sekitar makam.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut