Mengenal Pahlawan Indonesia yang Dikubur Tanpa Kepala, seperti Ini Kisahnya!
JAKARTA, iNews.id - Inilah kisah seorang pahlawan Indonesia yang dikubur tanpa kepala. Hingga kini tubuhnya masih terpisah dengan kepalanya.
Siapakah pahlawan ini? Berikut ulasannya dikutip dari akun Instagram @diosetta.69, Kamis (11/5/2023).
Kembali pada masa kolonial Belanda, ada seorang pria bernama Demang Lehman (Soelehman) atau Idies. Dia bergelar Kiai Adipati Mangku Negara yang lahir di Barabai 1832 dan meninggal di Martapura 1864.
Beliau adalah salah seorang pahlawan dan panglima perang dalam Perang Banjar. Gelar Kiai Demang merupakan gelar untuk pejabat yang memegang lalawangan (distrik) di Kesultanan Banjar. Demang Lehman, berpangkat sebagai ajudan sekaligus menjadi orang kepercayaan Pangeran Hidayatullah.
Sosok Demang Lehman dikenal sebagai abdi yang setia, dan punya kecakapan bahkan memiliki jasa yang begitu besar sampai dirinya dilantik dan dipercaya menjadi kepala distrik di Ram Kanan.
Ketika perang pecah, Demang Lehman dipercaya untuk memimpin pasukan di wilayah Martapura, Matraman, Tanah Laut hingga Pangaron pada Agustus 1959, dan dibantu dengan Haji Bajasin serta Kia Langlang. Beliau berhasil merebut benteng Belanda di Tabaniau.
Pada 1861, Belanda berambisi merebut kembali benteng Tabaniu. Maka terjadilah pertempuran sangat sengit hingga kedua belah pihak kewalahan. Pada saat itulah Demang Lehman berhasil ditangkap. Pada surat kabar yang dituliskan pada 7 Mei 1864, menyebutkan saat Demang Lehman menjalani tahanan, tak ada seorang pun yang menjenguknya karena para penduduk takut disangkutpautkan dengan Demang Lehman.
Hingga pada akhirnya Demang Lehman dieksekusi setelah ditahan selama beberapa hari. Beliau dieksekusi dalam keadaan berpuasa Ramadan.
Naasnya, setelah selesai dieksekusi kepalanya dipotong oleh Belanda dan dibawa ke Konservator Rijksmuseum van Volkenkunde Leiden. Hingga akhirnya kepala dari sang pahlawan disimpan di Museum Leiden di Belanda.
Itulah sebabnya mengapa mayat Demang Lehman dikuburkan dengan kondisi tanpa kepala dan dikenal dengan "pahlawan yang kebumikan tanpa kepala."
Sebelumnya, pada 2009, telah ada upaya dari seorang arkeolog Yogyakarta yang meminta supaya tengkorak pahlawan ini dikembalikan. Namun sayang, permintaan itu ditolak dan pihak museum hanya akan mengembalikan kepala itu apabila pejabat publik daerah asal pahlawan itu yang memintanya.
Editor: Vien Dimyati