Mengenal Sijukkot, Tanaman Obat Tradisional Hanya Tumbuh di Tanah Batak
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak hal menarik di kawasan Danau Toba yang bisa dieksplorasi masyarakat. Tidak hanya ada keindahan alam, di sini juga terdapat tanaman herbal yang dipercaya oleh masyarakat Batak sebagai obat tradisional.
Ya, tanaman tersebut bernama Sijukkot. Ini merupakan jenis tanaman herbal yang banyak tumbuh dan ditemui di dataran tinggi Toba. Tanaman ini tumbuh subur di Dairi, Pakpak Bharat, Samosir, dan Humbang Hasundutan.
Sijukkot hanya dapat berkembang di ketinggian 800-2.000 meter di atas permukaan laut. Biasanya, Sijukkot dikenal juga dengan nama sawi Belanda, siomak, atau selada wangi.
Penasaran ingin tahu seperti apa keunikan dari tanaman obat tradisional orang Batak ini? Berikut ulasannya dirangkum pada Sabtu (11/3/2023).
Mengenal Sijukkot
Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 2,5 meter. Batangnya bulat, licin dengan warna hijau keunguan. Daunnya menyirip dan bergerigi dengan panjang mencapai 35 sentimeter. Bunga sijukkot berwarna kuning tua, berbentuk segitiga. Bentuk buahnya lonjong, pipih dan berwarna hitam.
Telah dikonsumsi sejak lama
Masyarakat Batak Toba telah mengonsumsi tumbuhan ini sejak dulu. Tanaman ini bahkan diolah menjadi lalapan atau sayur pendamping nasi. Masyarakat Toba meyakini jika sijukkot memiliki khasiat kesehatan. Di mana orang yang secara teratur mengonsumsi sijukkot akan merasa lebih segar dan jarang sakit.
Dikutip dari Indonesia.go.id, Guru Besar Kimia Universitas Negeri Medan, Ida Duma Riris mengakui jika tanaman sijukkot kaya manfaat. Sijukkot memiliki beberapa senyawa kimia yang baik untuk tubuh seperti polifenol, falvonoid, tanin dan lainnya.
Senyawa-senyawa tersebut memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, serta manfaat lainnya. Di mana hal terebut menunjukkan sijukkot dapat memperlancar pencernaan, mengobati penyakit gondok, mengobati asam lambung, dan lain-lain
Makanan Raja Batak, Sisingamangaraja XII
Tertulis dalam beberapa literasi perjuangan rakyat Batak dalam menentang kolonial Raja Sisingamangaraja tidak pernah melewatkan meminum ramuan Sijukkot untuk kebugaran tubuhnya.
Editor: Vien Dimyati