Mengenal Tradisi Perayaan Natal di Berbagai Daerah, Unik dan Aneh
JAKARTA, iNews.id - Perayaan Natal menjadi momen paling dinanti umat Kristiani. Sebab, Hari Raya Natal selalu menghadirkan kebahagiaan dan kedamaian bagi yang merayakannya. Selain menghadirkan kebahagiaan, Natal juga identik dengan liburan akhir tahun dan tentu saja dengan pesta perayaannya.
Indonesia merupakan negara dengan beragam budaya dan suku di dalamnya, sehingga tradisi unik dalam menyambut Natal yang dilakukan secara turun temurun. Dengan tradisi unik tersebut, tentunya cocok dijadikan tujuan destinasi liburan Natal dengan nuansa yang berbeda, apa saja?
Berikut 5 tradisi unik Perayaan Natal di berbagai daerah di Indonesia, dirangkum pada Sabtu (25/12/2021).
1. Bakar Batu (Papua)
Dalam menyambut datangnya Perayaan Natal, masyarakat Papua selalu menggelar tradisi unik ini dengan membakar batu. Tradisi ini merupakan acara masak bersama-sama dengan menggunakan kayu bakar, lalu ditutup dengan menggunakan batu.
Beragam makanan seperti daging, sayur dikumpulkan menjadi satu di tengah lalu kayu dibakar dan akan diserap panasnya oleh sekumpulan batu di atasnya. Hal ini membuat makanan menjadi matang sempurna. Setelah matang, makanan tersebut kemudian disajikan di atas daun untuk dimakan secara bersama-sama.
2. Marbinda (Sumatera Utara)
Tradisi Marbinda ini hampir mirip dengan Perayaan Hari Raya Idul Adha bagi kalangan umat Muslim yakni dengan cara menyembelih sejumlah hewan. Hewan yang disembelih merupakan hasil iuran dari warga sekitar yang dilakukan sebelum Perayaan Natal tiba.
Hewan yang akan disembelih tergantung dari sejumlah dana yang terkumpul. Kalau dana terkumpul banyak biasanya warga menyembelih hewan kerbau. Tapi kalau dana yang terkumpul dikit warga hanya menyembelih babi. Hasil dari penyembelihan ini akan dibagikan secara merata kepada warga yang ikut berpartisipasi.
3. Ngejot dan Penjor (Bali)
Di Bali, Hari Raya Natal dilakukan dalam perayaan dinamakan Ngejot dan Penjor. Ngejot adalah tradisi memberikan bingkisan makanan menu khas Bali. Perayaan Natal di Bali juga dihiasi dengan Penjor atau sejenis janur kuning di sekitar rumah mereka dan juga di gereja sebagai tanda perayaan Natal.
4. Meriam Bambu (Flores)
Kalau berkunjung ke Flores pada Desember, bersiaplah untuk mendengar suara dentuman-dentuman. Untuk membuat meriam bambu abu dapur dan minyak tanah dimasukkan dalam sebatang bambu yang sudah dipahat dengan rapih.
Lalu, api akan dimasukkan ke lubang kecil pada bambu. Berdasarkan budaya Manggarai dan Flores, meriam bambu sebenarnya menandakan ada seseorang yang meninggal dunia. Karena jarak antar kampung yang cukup jauh, maka warga menggunakan meriam bambu untuk menandakan orang yang meninggal.
Belakangan ini, selain ada seseorang yang meninggal, meriam bambu pun digunakan pada masa Advent dan Natal sampai tahun baru tiba. Tradisi meriam bambu ini sebagai ungkapan kegembiraan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
5. Rabo-Rabo (Jakarta)
Tradisi unik di Jakarta ini terletak di Kampung Tugu, Koja, Jakarta Utara. Dahulunya, kampung ini memang sangat kental dengan pengaruh dari negara Portugis. Dalam menyambut Hari Raya Natal, warga setempat menggelar tradisi unik yaitu Rabo-Rabo.
Rabo-Rabo merupakan tradisi memainkan lagu Natal dengan musik keroncong. Puncak dari acara ini adalah mandi bedak bersama yang dilakukan dengan cara mencoret-coret orang yang sedang berkumpul dengan bedak warna-warni.
Editor: Vien Dimyati