Mengintip Eksotisme Pulau Pantar di Alor NTT, Terumbunya Terlihat Indah dan Unik

JAKARTA, iNews.id - Ikan-ikan langka, terumbu karang, dan tumbuhan laut yang memesona bisa Anda temukan di perairan yang berada di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada lebih dari 60 titik penyelaman, 20 titik di antaranya dikategorikan sebagai spot berkualitas terbaik di dunia. Salah satunya adalah Pulau Pantar.

"Tak hanya menawarkan keindahan bawah lautnya, panorama sekitarnya juga menampilkan panorama tropis gunung dan bukit yang menjulang hingga ke tepi laut. Lambaian nyiur kelapa di pantai berpasir, serta desa tradisional dengan segala keunikannya. Berkunjung ke sini jangan lupa membawa pulang kain tenun khas Pantar yang cantik dan memikat mata. Selamat menjelajah, Sobat!" tulis Instagram @pesonaid_travel, Jumat (5/7/2019).


Pantar merupakan pulau kecil dengan suasana laut yang tenang dan indah. Tepian pantainya berbukit dengan daratan yang gersang. Pulau ini menawarkan keindahan hamparan pasir putih, perairan biru, dan berpadu dengan batu karang besar yang menonjol ke laut.

Dari batu karang besar inilah biasanya para pengunjung mengabadikan momen. Salah satu sisi batu yang lancip di bagian atas memang menggoda sebagai tempat berfoto. Keindahan dan keunikan alam bawah lautnya mengundang decak kagum para wisatawan yang datang.

Selat Pantar, perairan di Pulau Pantar, memiliki aneka warna terumbu karang dan jenis ikan yang dilengkapi gugusan puluhan pulau kecil yang indah. Tempat ini menjadi lokasi populer wisatawan yang gemar menyelam atau sekadar menikmati keindahan bawah laut dengan snorkeling.

Perairan ini terkenal akan bawah lautnya yang masih terjaga keasriannya. Tak heran, titik ini dianggap sebagai salah satu spot menyelam terbaik di Indonesia. Beberapa titik yang paling digemari penyelam adalah Half Moonbay, Peter's Prize, Shark Close, Crocodile Rook, The Ball, dan The Mlai Hall.

Tidak hanya terumbu karang yang memukau. Berkunjung ke Selat Pantar pada Februari dan Oktober, Anda akan menemui fenomena alam unik dan langka munculnya arus dingin bawah laut. Fenomena ini akan membuat ikan-ikan berlompatan ke permukaan seperti lumba-lumba.

Editor: Tuty Ocktaviany