Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ganjar Kunjungi Masjid Cheng Hoo dan Diterima sebagai Keluarga, Dapat Songkok dari Muslim Tionghoa
Advertisement . Scroll to see content

Mengintip Keindahan Masjid M Cheng Hoo, Didirikan untuk Laksamana asal Tiongkok yang Beragama Islam

Minggu, 15 Oktober 2023 - 13:53:00 WIB
Mengintip Keindahan Masjid M Cheng Hoo, Didirikan untuk Laksamana asal Tiongkok yang Beragama Islam
Mengintip keindahan masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo baru-baru ini turut menghadiri peringatan 21 tahun berdirinya Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya. Pada momen tersebut, Angela juga turut hadir bersama Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Bacapres Partai Perindo Ganjar Pranowo. 

Hal itu terlihat dalam sebuah unggahan yang dibagikan Angela melalui akun Instagramnya. Dalam unggahan tersebut, Angela mengungkapkan, dia bertemu langsung dengan salah satu pendiri Masjid Cheng Hoo Surabaya, yang merupakan sahabat mendiang kakeknya. 

“Menghadiri peringatan 21 tahun berdirinya Masjid M. Cheng Hoo Surabaya bersama Bapak @ganjar pranowo dan Bapak @hary.tanoesoedibjo,” ujar Angela, melalui akun Instagramnya, @angelatanoesoedibjo, Minggu, (15/10/2023).

Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo mengunjungi Masjid Cheng Hoo. (foto: instagram)

“Dalam kesempatan ini bersua dengan salah satu sahabat almarhum kakek saya, salah seorang pendiri Masjid, Bapak H.M.Y. Bambang Sujanto. Ternyata setelah sekian lama, baru kami diceritakan, kakek kami juga merupakan salah satu pendiri sebelum akhirnya beliau berpulang,” katanya. 

Lantas, bagaimana sejarah dari Masjid Cheng Hoo Surabaya? Berikut ulasannya, dikutip dari beberapa sumber. 

Masjid Cheng Hoo Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa dan menjadi simbol perdamaian umat beragama. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Hoo, Laksamana asal Tiongkok yang beragama Islam. 

Dalam perjalanan di kawasan Asia Tenggara, Cheng Hoo bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam. Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa.

Lalu, Laksamana Cheng Hoo (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada1410 dan 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam. 

Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa. Maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.

Punya desain khas Tionghoa

Bangunan masjid menyerupai bentuk kelenteng atau rumah ibadah umat Buddha yang banyak terdapat di negeri Cina. Hal ini sangat jelas terlihat dari bentuk atap yang konon menyerupai gaya arsitektur Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing. 

Namun, jika diperhatikan lebih saksama, bangunan masjid tampak menyerupai kapal. Bentuk ini merupakan simbol Cheng Hoo sebagai seorang pelaut.

Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jamaah. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. 

Warna masjid didominasi oleh merah, hijau, biru, dan kuning. Dalam kepercayaan Tionghoa, warna merah menyimbolkan kebahagiaan, kuning untuk kemasyhuran, hijau merupakan simbol kemakmuran, dan biru bermakna harapan.

Masjid juga dilengkapi ornamen ala Tiongkok Klasik. Terlihat dari adanya relief naga dan patung singa yang terbuat dari lilin di bagian depan, dan atap bangunan yang menyerupai pagoda tiga tingkat dengan lafaz Allah di puncaknya.

Ketiadaan pintu menunjukkan keterbukaan, bahwa masjid merupakan tempat yang dapat digunakan oleh siapa pun tanpa memandang etnis untuk beribadah. Dengan filosofi ini, masjid diharapkan eksis sebagai jembatan bagi segala kebhinekaan Indonesia.

Di sisi utara masjid terdapat miniatur berbentuk kapal yang merupakan miniatur kapal Laksamana Cheng Hoo. Miniatur ini diletakkan di sebuah kolam kecil dengan dinding berlukiskan wajah Muhammad Cheng Hoo. 

Ornamen ini semakin menegaskan visi dan misi pembangunan masjid sebagai monumen penghormatan terhadap tokoh muslim Tiongkok tersebut. Bangunan masjid sarat makna filosofis, seperti bangunan utama yang dibangun seluas 11×9 meter. 

Angka sebelas adalah ukuran Kabah saat baru dibangun dan angka sembilan adalah simbol dari Wali Songo. Adapun angka delapan pada jumlah sisi bagian atas bangunan utama adalah simbol dari Pat Kwa, perlambang keberuntungan atau kejayaan dalam budaya Tionghoa.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut