Mengintip Kota Terkecil di Dunia, Merinding Semua Permukiman Diselimuti Es Abadi
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak kota unik di berbagai negara yang membuat siapa saja penasaran. Salah satunya ada kota terpencil yang dikelilingi gunung es.
Ya, desa tersebut berada di Greenland. Greenland merupakan wilayah bagian dari negara Denmark, yang letaknya berada di paling utara. Meskipun dinamakan Greenland, sebagian besar daratan di kawasan ini tertutup dengan es.
Greenland memang tak begitu populer dijadikan tujuan wisata. Tapi tahukah Anda, di Greenland ada kota terpencil yang letaknya tersembunyi, di sebelah utara dan barat, dikelilingi hamparan es yang luas serta gunung berselimut es yang menjulang tinggi hingga 2.500 meter. Desa tersebut bernama Tasiilaq.
Di sebelah timur dan selatan dikelilingi luasnya samudera biru. Bagi wisatawan yang berkeinginan untuk datang ke kawasan ini, medannya tidaklah mudah. Ditambah tak ada jalur darat menuju tempat tersebut.
Hal yang dapat dilakukan untuk mencapai Tasiilaq adalah dengan menggunakan helikopter atau kapal laut. Meskipun terbilang jauh dan sangat terpencil, nyatanya tempat ini dihuni banyak orang. Berdasarkan sensus pada tahun 2023, ada sekitar 1.930 orang yang tinggal di tempat ini.
Tasiilaq memiliki sejarah panjang, yang telah dihuni oleh manusia. Permukiman di kawasan Tasiilaq didirikan penjelajah Denmark pada 1894. Mulanya tempat ini dinamakan dengan Amasalik, atau Amazon berupa ikan kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, penduduk setempat menyebut nama ini menjadi Tasiilaq. Tasiilaq memiliki arti yang berbentuk seperti Danau. Daya tarik alamnya yang indah ditambah dengan rumah-rumah kayu yang berwarna-warni semakin membuat tempat ini unik dan memesona.
Meskipun terletak begitu jauh dari manapun, fasilitas publik di kawasan ini cukup memadai. Mulai dari sekolah, rumah sakit, hotel, bar, pelabuhan, museum, dan berbagai fasilitas lainnya tersedia di sini.
Pada awal Juli-Oktober, penduduk setempat menggantungkan hidup menjadi seorang nelayan, dan pemburu, tetapi banyak juga yang hidup dari sektor jasa, dan juga pariwisata. Kawasan ini dikenal sebagai habitat asli beruang kutub, yang tak boleh terlewatkan ketika berkunjung ke desa terkecil di dunia ini.
Editor: Vien Dimyati