Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Di Balik Sunyi Puhsarang, Destinasi Religi Menyimpan Jejak Sejarah
Advertisement . Scroll to see content

Mengintip Persiapan Protokol Kesehatan Wisata Arung Jeram Citarik Era New Normal

Senin, 17 Agustus 2020 - 15:31:00 WIB
Mengintip Persiapan Protokol Kesehatan Wisata Arung Jeram Citarik Era New Normal
Wisata Arung Jeram Citarik Sukabumi (Foto : iNews.id/Vien)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Wisata minat khusus menjadi salah satu destinasi paling digemari bagi wisatawan yang suka petualangan. Terutama untuk wisata arung jeram.

Menyusuri sungai sambil menikmati suasana alam, memiliki tantangan dan keseruan tersendiri. Apalagi Citarik merupakan salah satu sungai terbaik di Indonesia untuk wisata arung jeram.

Selama masa pandemi, wisata Arung Jeram menjadi salah industri wisata yang terdampak Covid-19. Selama tiga bulan, tempat wisata ini tutup tidak menerima wisatawan.

Kini, sejak diresmikannya protokol kesehatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, objek wisata Sungai Citarik kembali dibuka. Wisata Arung Jeram di Sungai Citarik kembali dibuka dan menerima wisatawan.

Protokol kesehatan untuk wisata arung jeram juga sudah disiapkan untuk pelaku wisata dan wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Usman Jaelani mengatakan, adaptasi kebiasaan normal baru sudah mulai dijalankan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dicabut, dan beberapa tempat wisata sudah mulai dibuka. Diharapkan pelaku wisata hingga UMKM kembali menggeliat, Indonesia tidak terpuruk pada resesi.

"Pergub tentang kebijakan untuk adaptasi kebiasaan baru sudah dikeluarkan. Dinas Pariwisata telah membuat surat edaran untuk kembali membuka perekonomian di sektor pariwisata, tentunya dengan berpedoman pada protokol kesehatan. Alhamdulillah, perekonomian masyarakat mulai tumbuh," kata Usman Jaelani, dalam press Conference Dukungan Perlengkapan Aktivitas Arung Jeram Dalam Rangka Persiapan New Normal Tourism, di Citarik, Senin (17/8/2020).

Direktur Promosi Wisata Minat Khusus Deputi Bidang Produk Wisata Dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kemenparekraf, Adella Raung mengatakan, tidak hanya sektor perekonomian Indonesia, sektor pariwisata pun juga terkena imbasnya. Namun, untuk mengantisipasi risiko pandemi ini, harus dilakukan beberapa perubahan untuk menjalani adaptasi kebiasaan baru.

Dalam momentum peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke 75 tahun Kemenparekraf bekerjasama dengan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) memberikan bantuan perlengkapan aktivitas wisata Arung Jeram kepada operator arung jeram di seluruh Indonesia. Tujuannya mendukung persiapan Aktivitas wisata minat khusus pada masa adaptasi kebiasaan baru.

"Ini sebagai bentuk dukungan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sekaligus memberdayakan pelaku UMKM," kata Adella.

Selain itu, lanjutnya, dukungan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat para pelaku pariwisata yang terdampak pandemi untuk kembali membangun pariwisata Indonesia di masa adaptasi kebiasaan baru.

"Peralatan yang diberikan juga merupakan produk buatan dalam negeri (BBI). Kami meyakini, dengan membeli dan menggunakan produk dalam negeri tidak saja akan meningkatkan pendapatan produsen lokal, mendongkrak perekonomian daerah, dan menghindari ancaman resesi, namun juga memupuk kepercayaan dan rasa bangga dengan produk buatan Indonesia," kata dia.

Adapun bentuk bantuan tersebut berupa tangki disinfektan elektrik sebanyak 2 unit, oksigen portable 2 liter sebanyak 2 unit, ambu bag sebanyak 5 unit, dry bag 40 liter sebanyak 2 buah, helm arung jeram sebanyak 15 buah, dayung arung jeram sebanyak 15 buah, jaket pelampung sebanyak 15 buah, dan botol air minum (tumblr) sebanyak 15 buah.

Bantuan perlengkapan wisata arung jeram ini diberikan kepada 62 operator dari 14 provinsi yang secara seremonial diwakili oleh 20 operator arung jeram asal provinsi Jawa Barat.

Adella menambahkan, Kemenparekraf dan FAJI telah menyusun protokol kesehatan dan panduan pelaksanaan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability/ kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian alam berkelanjutan) untuk wisata arung jeram.

"Protokol ini disimulasikan di Citarik, Sukabumi dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengedukasi pelaku pariwisata arung jeram dan wisatawan mengenai protokol CHSE khususnya untuk wisata arung jeram," kata Adella.

Dia berharap, dengan disimulasikannya protokol CHSE ini, pelaku wisata arung jeram di seluruh Indonesia dapat menerapkan standar prosedur CHSE, sehingga penyebaran Covid-19 pada sektor pariwisata, khususnya wisata arung jeram dapat diminimalisasi.

Sementara itu, Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Amalia Yunita mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pelaku wisata di arung jeram tidak beroperasi selama tiga bulan.

"Ini terjadi di banyak sungai. Dengan adanya bantuan ini sangat bermanfaat untuk menjalankan adaptasi baru. Bahkan ada banyak operator yang tidak punya uang untuk membeli peralatan semprot," kata dia.

Selain itu, Amalia menambahkan, selama masa pandemi, banyak event arung jeram yang dicancel.

"Momen Lebaran mendapatkan wisatawan juga hilang, bahkan kerugian mencapai Rp40 miliar selama tiga bulan untuk total 43 operator arung jeram," kata dia.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut