Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 5 Wisata Kuliner Jogja Terhits yang Wajib Kamu Coba Saat Liburan ke Kota Pelajar
Advertisement . Scroll to see content

Mengintip Pesona Sepotong Surga di Kulon Progo

Sabtu, 06 Agustus 2022 - 08:30:00 WIB
Mengintip Pesona Sepotong Surga di Kulon Progo
Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Salah satu wilayah yang tidak ada habisnya untuk dieksplorasi keindahan alamnya adalah Yogyakarta. Hampir setiap sudut wilayahnya menyajikan pemandangan yang tentu saja memanjakan mata dan rasa bagi penikmatnya, salah satunya adalah Kulon Progo.

Salah satu kabupaten di wilayah Yogyakarta ini sukses menebar pesonanya. Lalu apa saja yang bisa kita nikmati di Kulon progo ini? 

Bukit Menoreh

Dari Yogyakarta, perbukitan menoreh  dapat dicapai hanya dengan sekitar 1,5 jam perjalanan, baik motor maupun mobil. Untuk menuju spot tersebut, kita akan disuguhi hamparan alam sekitar yang hijau. Tentu ini menjadi kenikmatan tersendiri. 

Bukit menoreh merupakan perbukitan yang membentang Kulonprogo Yogyakarta. Tak hanya memiliki pemandangan yang cantik, Bukit Menoreh Kulon Progo pun menyimpan cerita dan bagian sejarah Indonesia yakni Pangeran Diponegoro.

Di Bukit Menoreh Kulonprogo ini, Pangeran Diponegoro membina pengikutnya dalam perang melawan Belanda. Jadi selain menikmati indahnya hamparan hijau sepanjang mata memandang, Bukit Menoreh juga menyimpan sejarah perjalanan penting Bangsa Indonesia. Menarik bukan?

Di Tumpeng Bukit Menoreh kita bisa menikmati secuil Candi Borobudur di Magelang, dan Gunung Sumbi. Tentu saja di samping sunset yang cantik untuk memanjakan mata. Ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. 

Desa Tinalah

(Foto: dok iNews)
(Foto: dok iNews)

Setelah puas menikmati pemandangan di Bukit Menoreh, kita bisa bergeser mengunjungi Desa Wisata Tinalah. Desa ini terletak di hamparan Perbukitan Menoreh sisi barat Yogyakarta. Lokasi Desa Wisata Tinalah tepatnya berada di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dari pusat Kota Yogyakarta, jaraknya adalah sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih satu jam.

Desa Tinalah terbilang mudah dijangkau lantaran masih berada di bawah. Sehingga jangan khawatir, Anda tidak perlu menempuh jalan ekstrem yang berkelok untuk sampai ke sana. 

Beragam tempat menarik serta nilai-nilai budaya yang kental bisa dirasakan di desa wisata ini. Salah satunya adalah Goa Sriti. Lokasi ini selain menyajikan keindahan alaminya, juga menyimpan sejarah, yakni  menjadi persembunyian Pangeran Diponegoro saat melawan VOC. 

(Foto: dok iNews)
(Foto: dok iNews)

Rumah Sandi

Selain Goa Sriti, kamu juga bisa menikmati sejarah Bangsa Indonesia melalui Rumah Sandi. Di tempat ini, wisatawan dapat melakukan kegiatan napak tilas perjuangan para pejuang kemerdekaan bangsa.

Bangunan rumah sandi negara terletak di Dusun Dukuh, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Rumah sandi terdiri atas dua bangunan yaitu bangunan bagian depan dan belakang. Bangunan depan dibangun pada 1970, sedangkan bangunan belakang merupakan bangunan lama yang dahulu digunakan sebagai rumah sandi.

Tempat ini menjadi saksi perjuangan agresi militer kedua yaitu 1948. Rumah ini tetap dipertahankan keasliannya, termasuk benda bersejarah di dalamnya. 

Menurut sejarahnya, rumah berbentuk limasan tersebut milik Metro Setomo, seorang warga sipil. Rumah ini  dipilih sebagai tempat yang aman dan strategis untuk menerima dan mengirim berita dalam bentuk sandi. Tak hanya mengetahui sejarah, di situs ini kita bisa belajar memecahkan atau bermain sandi. Menarik pastinya.

Seni Jemparingan

Di Desa Tinalah kita juga bisa menikmati seni panahan yang biasa disebut seni jemparingan. Jemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram. Seni ini berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, atau dikenal juga dengan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta. 

Seni ini tak hanya sebagai kegiatan olah raga tetapi juga untuk pembentukan watak. Watak ksatria yang dimaksud adalah empat nilai yang diperintahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk dijadikan pegangan oleh rakyat Yogyakarta, yaitu sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh.

Tak heran, seni memanah jemparingan berbeda dengan panahan lain yang berfokus pada kemampuan pemanah membidik target dengan tepat. Selain itu, bila olahraga panahan biasanya dilakukan sambil berdiri, jemparingan dilakukan dalam posisi duduk bersila. Makna lain duduk bersila adalah bahwa di hadapan Tuhan semua sama.  

Pemanah jemparingan juga tidak membidik dengan mata, akan tetapi memposisikan busur dihadapan perut sehingga bidikan didasarkan pada perasaan pemanah. Dengan mengunjungi desa ini, kamu bisa merasakan sensasi memperagakan seni Jemparingan ini. 

Kesenian Jathilan

Di desa ini, kamu juga bisa menikmati salah satu kekayaan budaya yang adiluhung yakni kesenian Jathilan. Ini merupakan salah satu tarian tertua di tanah Jawa. Tarian ini sering disebut Kepang atau Kuda Lumping. Kesenian yang dulunya menjadi pentas seni antar dusun itu beregenerasi hingga kini digiatkan dalam berbagai pentas wisata desa Tinalah.

Aplikasi Mbak Dewi

Di desa Tinalah wisatawan juga bisa memanfaatkan Aplikasi Mbak Dewi. Aplikasi ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang dinamakan  teknologi image recognition. Dengan teknologi ini, peserta kelas alam dapat melakukan foto pada benda alam dan secara otomatis informasi mengenai benda alam yang difoto akan muncul pada aplikasi Dewi Tinalah. 

Teknologi akan membaca data foto benda alam (batu, burung, atau flora) tersebut, dan mengintegrasikan informasinya dengan aplikasi yang telah dibuat.

Dengan aplikasi Mbak Dewi, kamu dapat merasakan pengalaman berwisata yang menyenangkan sekaligus dapat belajar mengenai potensi alam dan kearifan lokal yang ada di Desa Wisata Tinalah.

Tak heran, teknologi ini menarik perhatian Menparekraf Sandiaga Uno. Dia secara khusus mengapresiasi sekaligus meresmikan aplikasi ini. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengunjungi desa ini. Pastinya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ya.

Editor: Anindita Trinoviana

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut