Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Di Balik Sunyi Puhsarang, Destinasi Religi Menyimpan Jejak Sejarah
Advertisement . Scroll to see content

Mengintip Sketsa Keindahan Borobudur Tahun 1948 lewat Karya Srihadi Soedarsono

Jumat, 28 Februari 2020 - 19:16:00 WIB
Mengintip Sketsa Keindahan Borobudur Tahun 1948 lewat Karya Srihadi Soedarsono
Mengintip sketsa keindahan Borobudur karya Srihadi Soedarsono (Foto : Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tidak kenal dengan maestro ternama yang satu ini. Srihadi Soedarsono adalah seorang pelukis Indonesia yang karyanya banyak diburu kolektor dalam dan luar negeri.

Menjelang usianya yang ke-90, pria kelahiran Solo 4 Desember 1931 ini kembali memamerkan mahakarya spektakulernya.

Kali ini Srihardi akan menggelar pameran tunggal "Srihadi Soedarsono - Man x Universe" di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pada 11 Maret - 9 April 2020.

Dalam pameran tersebut pengunjung dapat menikmati lukisan-lukisan bentang alam (landscape). Salah satunya keindahan Borobudur pada tahun 1948 dalam bentuk sketsa.

"Sejak awal usia 3-4 tahun kakek saya mengetahui jika saya suka mencoret-coret dinding dan lantai. Saya memiliki kebiasaan menggambar pemandangan," kata Srihadi, di Jakarta, Kamis (28/2/2020).

 

Hingga selepas SMA, Srihadi mulai fokus untuk belajar seni. Ketertarikannya pada pendekatan landscape lebih jelas dideskripsikan antara 1954-1959 ketika beberapa kali berkunjung ke Bali.

Sketsa Borobudur merupakan salah satu karya yang dia buat pada 1948. Saat usia Srihadi baru 17 tahun. Dia menggambarkan candi Borobudur dengan pendekatan landscape melalui garis-garis ekspresif.

Sketsa ini sengaja ditampilkan bersama karya-karya mutakhirnya sebagai penanda bahwa sketsa Borobudur-lah cikal bakal Srihadi membuat lukisan-lukisan landscape di kemudian hari.

Seluruhnya ada 44 lukisan yang dipamerkan, terdiri dari 38 lukisan baru, sisanya merupakan koleksi pribadi. Seluruh karya, kecuali sketsa Borobudur (1948), menggunakan media cat minyak pada kanvas.

Karya-karya tersebut antara lain Horizon - The Golden Harvest (2018), Borobudur Drawing (1948), Borobudur - The Energy of Nature (2017), Mt. Bromo - The Mystical Earth (2017), Papua - The Energy of Golden River (2017), The Mystical Borobudur (2019), dan Jakarta Megapolitan - Patung Pembebasan Banjir (2020).

“Universe itu catatan tentang ingatan-ingatan, layaknya seseorang yang mengingat memorinya sebelum menulis. Ini cara saya mencatat perjalanan dari kanak-kanak sampai sekarang usia 88 tahun. Bagaimana sawah yang dahulu begitu luas sekarang tidak ada lagi yang seluas itu," ujar Srihadi.

Sementara itu, kurator pameran Srihadi Soedarsono - Man x Universe, Rikrik Kusmara mengelompokkan 44 karya Srihadi dalam empat rumpun besar.

"Pameran ini merupakan pendekatan baru Srihadi dalam mengekspresikan landscape, sebab menampilkan metafor dan simbol yang cukup kompleks. Proses artistik tersebut tak lepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016–2019, tahun-tahun Srihadi menghasilkan karya untuk pameran ini," katanya.

 

Bersamaan dengan pembukaan pameran, akan diluncurkan buku berjudul “Srihadi Soedarsono - Man x Universe” yang membedah hubungan spiritual manusia, berikut siklus hidupnya dengan alam semesta. Buku ini ditulis oleh Siti Farida Srihadi bersama budayawan Jean Couteau.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut