Menikmati Pesona Pulau Sumbawa lewat Festival Tambora
JAKARTA, iNews.id - Meletusnya Gunung Tambora pada 1885 masih saja membekas hingga kini. Bahkan untuk mengenang peristiwa tersebut diadakan Festival Tambora setiap April.
Kementerian Pariwisata konsisten mendukung penyelenggaraan event Festival Pesona Tambora, yang telah berlangsung selama empat tahun berturut-turut sejak 2015. Event diselenggarakan untuk memperingati peristiwa meletusnya Gunung Tambora, terjadi pada 1885.
Peristiwa besar tersebut berdampak terhadap negara lain, yaitu matahari tidak dapat menyinari sebagian wilayah Eropa selama setahun. Momentum tersebut dikenang melalui perhelatan Festival Pesona Tambora, untuk menarik perhatian masyarakat dunia dengan mengangkat eksotisme daya tarik pariwisata di sekitar Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan apresiasi atas konsistensi Pemda setempat yang menggelar event Festival Pesona Tambora 2018. Pujian pun diberikan terhadap pelaksanaan yang terus membaik setiap tahun. Tentu saja dengan mengngangkat keindahan Gunung Tambora beserta beberapa lokasi wisata di sekitarnya. Festival Pesona Tambora juga berdampak pada peningkatan pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya Sumbawa.
“Festival Pesona Tambora tahun ini luar biasa. Penyiapan atraksi, aspek transportasi dan amenitas berstandar baik. Sesungguhnya festival ini sangat luar biasa. Magnet gunung Tambora dan komposisi yang dimiliki Pulau Sumbawa akan mampu menarik lebih banyak wisatawan,” ujar Menpar, melalui keterangan resmi yang diterima iNews.id, Kamis (12/4/2018).
Dilanjutkannya, pelaksanaan event daerah seperti di kawasan gunung Tambora ini merupakan atraksi pariwisata yang keberadaannya perlu dijaga. Dengan atraksi yang menarik, wisatawan diharapkan dapat memiliki kesan, sehingga mau berkunjung kembali ke daerah tersebut. Hal ini juga diharapkan terjadi di Sumbawa, khususnya daerah Tambora.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, yang mewakili Menpar membuka acara puncak Festival Pesona Tambora 2018 memuji keindahan alam di sekitar Tambora. Menurutnya, Festival Pesona Tambora mampu mengangkat destinasi sekitarnya.
“Festival Pesona Tambora memiliki banyak alternatif objek wisata. Tempat-tempat ini harus menjadi destinasi liburan bagi para wisatawan. Semua tersaji lengkap di Tambora. Gunung, nuansa pantai, hingga bawah lautnya luar biasa. Wajar bila Pulau Moyo menjadi tujuan wisata para pesohor dunia,” terang Esthy.
Ditambahkannya, NTB merupakan salah satu fokus destinasi pariwisata, salah satunya Mandalika. Maka pengembangan pariwisata di NTB khususnya di Mandalika dan Tambora akan terus ditangani secara serius.
"Kementerian Pariwisata juga memiliki Sekolah Tinggi Pariwisata di Lombok. Bagi adik-adik yang ingin meneruskan pendidikan di bidang pariwisata, silahkan bisa bergabung. Sektor pariwisata kini menjadi sektor yang menarik untuk dipelajari karena memiliki nilai ekonomi," kata Esthy.
Berkaitan penyelenggaraan festival di daerah, Esthy mengatakan, hal ini dilakukan untuk menarik minat kunjungan wisatawan agar yang ditargetkan yakni 17 juta wisman dan 270 juta wisnus tercapai. Aktivitas festival seperti ini harus didukung, karena merupakan salah satu caranya.
Sementara itu, untuk mengatasi kendala akomodasi dapat digunakan homepod, glamping dan caravan yang merupakan program nomadic tourism yang diusung Kemenpar.
Bupati Dompu, Bambang M Yasin mengatakan, lokasi penyelenggaraan acara puncak Festival Pesona Tambora 2018 bergeser dari tempat yang biasa digunakan pada tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan agar para hadirin dapat menikmati keindahan Gunung Tambora dari sisi lain. Selain itu juga diadakan sejumlah kegiatan yakni Tano Festival, Tambora Challenge, Teka Tambora, Lawata Festival, dan lain-lain. Kegiatan yang paling menantang adalah Tambora Challenge, dimana para peserta berlari sepanjang 320 k, jarak ini termasuk jalur lari terpanjang di dunia saat ini.
Editor: Vien Dimyati