Menjaga Sumber Air Bersih dengan Kearifan Lokal, Tanam Pohon hingga Rumput
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak cara untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari. Terutama dalam menjaga keberlangsungan sumber air bersih yang bisa dilakukan dengan cara kearifan lokal.
Salah satunya, seperti yang dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur. Debit aliran sungai ini mengalami penyusutan dan mengancam Kabupaten Pasuruan kekeringan.
Namun, dengan cara kearifan lokal dapat mengatasi kekeringan tersebut. Adapun cara tersebut adalah melakukan pemeliharaan sekitar 300-500 pohon per hektare, membuat strip rumput penahan erosi, dan membuat rorak untuk meningkatkan infiltrasi air hujan.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, inisiasi ini didukung oleh Danone-Aqua, khususnya Pabrik Keboncandi yang memasok kebutuhan air minum dalam kemasan di wilayah Pasuruan, Jawa Timur.
Sejak 2016 sampai 2018, Rejoso Kita melaksanakan program percontohan skema pembayaran jasa lingkungan untuk konservasi hulu dan tengah DAS Rejoso.
"Kami melihat skema pembayaran jasa lingkungan ini tidak hanya tepat sasaran karena menggunakan studi ilmiah sebagai dasar penentuan lokasi dan bentuk konservasi air yang dipilih, namun melibatkan masyarakat," kata Karyanto, melalui keterangannya belum lama ini.
Menurut dia, pelibatan masyarakat yang tinggal di kawasan hulu DAS sebagai pihak yang memelihara dan juga Forum DAS sebagai institusi yang melakukan pemantauan rutin memastikan upaya konservasi yang dilakukan terjamin keberlanjutannya.
Karyanto yakin dampak penyelamatan lingkungan ini akan lebih besar jika dilakukan secara bersama-sama. “Kita semua adalah pengguna air. Oleh karenanya, kami pun meyakini korporasi atau swasta bisa mengambil peran penting menjadi bagian dari aksi kolektif dalam pelestarian sumber daya air, karena lestarinya air adalah tanggung jawab dan masa depan kita bersama," ujar Karyanto.
Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Mochamad Saleh Nugrahadi, mengatakan, penting mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, tidak hanya untuk alam tapi juga untuk menjamin keberlangsungan bisnis pengusahaan sumber daya alam.
"Pengelolaan sumber daya alam tidak dapat dilaksanakan sendiri. Dengan bekerja bersama dari hulu ke hilir, kami yakin DAS Rejoso akan terjaga dan dapat dimanfaatkan hingga bertahun-tahun yang akan datang. Kami juga mendorong DAS Rejoso untuk menjadi contoh baik pengelolaan DAS terpadu di dalam World Water Forum 2024 nanti," ujar Mochamad Saleh.
Di kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor, KLHK, Erik Teguh Primiantoro, menyampaikan apresiasi terhadap upaya pelestarian aliran sungai. Menurutnya, upaya tersebut adalah wujud menjaga daerah aliran sungai agar tetap sehat.
"Air ibarat darah dalam kehidupan suatu DAS. Kita perlu membangun pemikiran menjaga air tetap lestari sama dengan menjaga diri sendiri. Ini berlaku bagi semua pengguna air, masyarakat umum dan khususnya pihak industri. Pemerintah dengan instrumen kebijakan di tingkat nasional maupun daerah," kata dia.
"KLHK memilik banyak data dan informasi berbasis riset yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan terpadu DAS. Pelaku usaha dapat mengaitkan upaya-upaya konservasi DAS untuk mendukung penilaian peringkat Proper," kata Erik Teguh.
Editor: Vien Dimyati