Menjelajahi Borneo Culture Museum, Destinasi Wisata Populer saat Plesiran ke Kuching
JAKARTA, iNews.id - Melakukan perjalanan wisata ke Malaysia, memang belum lengkap tanpa berkunjung ke Kota Kuching, Sarawak. Kota Kuching, Sarawak, negara bagian Malaysia memang masih asing di telinga banyak orang.
Namun, ini menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melakukan pemeriksaan medis. Terlepas dari fasilitas kesehatannya yang mumpuni, Kuching juga memiliki berbagai macam destinasi wisata. Salah satunya adalah Borneo Culture Museum yang menyimpan banyak sejarah menarik.
Borneo Culture Museum menjadi museum terbesar di Malaysia dan menjadi yang kedua di Asia Tenggara. Memiliki luas 6.726 meter persegi, pembangunannya memakan biaya sebesar 308 juta ringgit Malaysia atau setara Rp993,6 miliar.
Ini menjadi landmark baru bagi kota Kuching dan terdiri dari dua bangunan, yaitu Borneo Culture Museum dan Gedung Kantor Annex. Untuk museum, bangunannya terbagi menjadi lima lantai dengan desain arsitektur yang unik dan kental akan warisan budaya.
Dari depan, terlihat bangunannya sangat mewah dengan warna serba emas dan bentuk yang menyerupai perahu sedang parkir. Ini ditujukan agar wisatawan yang hadir langsung terarik untuk mengunjungi tempat tersebut.
Gedung Borneo Culture Museum juga telah mengantongi sertifikat Green Building Index (GBI) yang berarti bangunan ini sangat ramah akan lingkungan. Sang arsitek merancang bukan hanya untuk terlihat estetik, tapi juga memiliki fungsi dan ramah bagi semua orang.
Masuk ke bagian dalam, museum terlihat sangat elegan dengan permainan warna coklat dan lampu-lampu yang menghiasi di berbagai sudut. Di sana, pengunjung akan disambut oleh petugas yang berjaga di pusat informasi berbentuk bundar tepat di tengah ruangan.
Untuk lantai satu, terdapat ruang auditorium dan ruang serbaguna yang dapat menyelenggarakan berbagai acara. Di sini juga terdapat fasilitas, seperti restoran dan toko suvenir bagi mereka yang ingin memboyong buah tangan.
Naik ke lantai dua, terdapat Galeri Anak dan Galeri Seni dan Kerajinan. Di Galeri Anak, menyediakan lingkungan belajar interaktif melalui pameran dan kegiatan. Sedangkan di Galeri Seni dan kerajinan, memungkinkan pengunjung mempelajari keterampilan budaya tradisional, tarian, dan musik.
Di lantai tiga, ini menjadi galeri terbesar dengan luas ruangan 2.188 meter persegi yang bertemakan ‘In Harmony With Nature’. Ini mengeksplorasi hubungan masyarakat lokal dengan lingkungan alam berdasarkan sungai yang melalui tiga wilayah geografis.
Ke lantai empat, dengan tema ‘Changing Time’ menampilkan galeri yang informatif. Di sini menyediakan berbagai informasi tentang sejarah. Termasuk juga di dalamnya adalah penemuan-penemuan arkeologi.
Di sana juga diceritakan sejarak terbentuknya Serawak sejak dari zaman prasejarah hingga zaman modern. Informasi yang disampaikan juga cukup unik, ada yang melalui barang penemuan, ada juga yang menggunakan layar digital dengan kemasan menarik.
Pada lantai terakhir, mahakarya museum dan contoh terbaik dari budaya material Serawak dipajang. Galeri dengan tema ‘Objects of Desire’ berfokus pada keindahan artistik dari artefak yang disajikan.
Galeri ini memamerkan artefak yang mencerminkan keterampilan dalam menenun yang saat ini menjadi warisan budaya. Alat-alat untuk menenun dan hasil tenunan dipajang menjadi karya yang akan membuat orang-orang tercengang.
Bagi yang ingin berkunjung ke Borneo Culture Festival dengan status turis mancanegara, akan dikenakan 25 ringgit Malaysia atau sekitar Rp160.000. Sementara untuk anak-anak usia 12 tahun sampai remaja 17 tahun, dikenakan 20-25 ringgit Malaysia.
Editor: Vien Dimyati