Misteri Candi Tertimbun Akar Pohon Beringin Besar di Mojokerto 

JAKARTA, iNews.id - Selalu ada hal menarik di berbagai daerah yang dapat diketahui. Salah satunya misteri mengenai candi yang tertimbun akar pohon.

Hal itu ditunjukan oleh pemilik kanal YouTube Kuno Brono. Pemilik akun tersebut pun melakukan penelusuran ke Desa Tampungrejo, Kecamatan Puri, Mojokerto, Jawa Timur. 

Baca Juga

Tarif Candi Borobudur Batal Naik, Sandiaga Uno: Diharapkan UMKM Bangkit dan Ciptakan Lapangan Kerja

Menurut warga setempat, kawasan itu dulunya bangunan kuno pada kerajaan majapahit. Namun sayangnya, candi peninggalan Kerajaan Majapahit itu sudah tidak terlihat karena termakan akar pohon beringin yang begitu besar.

"Posisi tanahnya berundak. Di dalam tanah ini ada candi," ujar pria tersebut.

Baca Juga

Terungkap, 3 Candi Misterius Ini Miliki Relief Janggal, Kini Populer Jadi Tempat Wisata

Ada beberapa pohon di area ini yang sangat besar dan terlihat masih sangat kokoh meskipun sudah sangat tua. Cengkraman akarnya terlihat sangat kuat sehingga bisa menahan besarnya pohon beringin tersebut.

"Pohonnya sangat besar sekali, ada akar yang menjuntai," katanya.

Baca Juga

Terungkap, Ternyata Sosok Ini yang Ratakan Bukit untuk Bangun Candi Borobudur

Kemudian dia pun terus ke atas ke arah pohon untuk mencari bukti-bukti adanya candi di tempat ini.

Baca Juga

Terungkap, Candi Ini Diduga Lebih Tua dari Borobudur, Letaknya Ada di Magelang

Dia menemukan bata-bata kuno peninggalan kerajaan. Bata itu terlihat bertumpuk dan berada di bawah pohon dan sudah termakan akar pohon.

"Sudah terpotong-potong kayak gini. Banyak sekali bata kuno. Di bawah pohon ini bata kuno semua dan sudah hancur," tuturnya.

Kemudian pria tersebut juga melihat bukti lainnya yang menunjukkan tempat itu bekas candi, adanya relief yang unik. Selain itu juga ada batu bata yang memiliki tekstur bergaris.

Meskipun sudah tidak terlihat karena sudah termakan pohon, namun beberapa bukti sudah menunjukkan kalau tempat itu pernah terdapat candi bekas Kerajaan Majapahit.

Editor: Vien Dimyati