Misteri Kapal yang Tersapu Tsunami di Palu pada 2018, Begini Kondisinya!

JAKARTA, iNews.id - Masih ingat dengan kapal yang tersapu tsunami di Palu tahun 2018? Peristiwa gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) silam benar-benar meluluhlantakan daerah itu.

Dahsyatnya tsunami kala itu bahkan mampu menyeret kapal besar Anugerah Perdana hingga puluhan kilometer. Lantas, bagaimana kondisi kapal itu saat ini?

Baca Juga

Candi Ini Pernah Hilang dari Peradaban, Sekarang Jadi Tempat Wisata seperti Borobudur

Melihat unggahan akun TikTok @dinokaleb81, Sabtu (11/6/2022), kapal besar itu terlihat sudah dipenuhi lumut dan berkarat. Barang-barang yang sebelumnya di dalam kapal pun sudah berserakan di luar. 

“Tali kapal yang berada di dalam sudah di luar semua padahal talinya sebelumnya di dalam sana,” katanya dalam video.

Baca Juga

10 Tempat Wisata Malam di Yogyakarta, Vibes-nya Beda dan Bikin Susah Move On

Parahnya, seluruh pintu kapal tersebut sudah hilang semua. Padahal, sebulan yang lalu saat sang pemilik akun berkunjung masih terpasang rapi. Tak hanya itu saja, jangkar besi kapal yang semulanya tersangkut pun kini sudah hilang. 

Baca Juga

7 Tempat Wisata di Banyuwangi yang Super Instagramable!

Unggahan itu lantas dibanjiri beragam reaksi netizen. Banyak yang menyayangkan kapal yang terbengkalai tersebut, lantaran menurut mereka bisa dimanfaatkan untuk tempat wisata. Tak sedikit pula yang menduga warga setempat menjual barang-barang di kapal tersebut.

“Udah Dijual Soalny Baja Mahal Bang,” tulis mer****.

Baca Juga

8 Tempat Wisata Instagramable di Bogor untuk Liburan Akhir Pekan

“Itu ada yg ambilin buat di jual padahal kan bisa jadi sejarah nanti nya,” tulis ban****.

“Seharusnya ini bisa jadi tempat wisata klo di kelola oleh pemerintah.. iya gak sih,” tulis jalan****.

“Renov trus jdiin tempat cafe auto rame yg datang,” tulis bapa****.

“Jadikan tempat wisata, seperti di Banda aceh, semua dijadikan wisata, jadi bagus semua deh, terawat gitu,” tulis nad****.

Editor: Vien Dimyati