Negara Kepulauan Menjaga Kelestarian Laut Dunia, Atasi Sampah Plastik dan Perkuat Maritim
JAKARTA, iNews.id - Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah yang harus dilindungi. Bahkan, untuk menjaga kelestarian laut, Indonesia tergabung dalam forum negara-negara pulau dan kepulauan.
Dalam forum ini diselenggarakan Sidang Pejabat Tinggi atau Senior Official Meeting (SOM). Kali ini, forum tersebut dilakukan di Suva, Fiji, pada 7 Juni 2023.
Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, Fiji adalah salah satu negara kepulauan dan berpengaruh di kawasan Pasifik, yang mendukung inisiatif membentuk forum kerja sama antar negara pulau dan kepulauan, sejak 2017.
"Pentingnya solidaritas, komitmen, dan kolaborasi, sebagai landasan utama kerja sama dalam AIS Forum. AIS Forum sebagai forum kerja sama pembangunan harus dapat berperan konkret membantu dan mengatasi masalah yang dihadapi negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia," kata Jodi, melalui keterangannya belum lama ini.
Perlu diketahui, agenda ini diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Republik Fiji, Pemerintah Republik Indonesia, AIS Forum Sekretariat United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, dan Sekretariat AIS Forum.
Digelar di Grand Pacific Hotel, Suva, pertemuan ini merupakan pertemuan resmi ke- 7 pada tingkat pejabat senior sejak terbentuknya AIS Forum pada 2018. Sebagai catatan, Forum ini mewadahi 51 negara pulau dan kepulauan sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi untuk mendorong pembangunan dan mengatasi tantangan bersama di sektor kelautan.
Honorary Assistant Perdana Menteri Republik Fiji, Sakiusa Tubuna yang turut hadir dan membuka SOM ke-7, juga menggarisbawahi komitmen bekerjasama dan solidaritas sebagai modal kerja sama. Lebih lanjut, Mr. Tubuna menegaskan komitmen pemerintah Fiji untuk bekerja bersama dalam AIS Forum.
Perlu diketahui, SOM ke-7 AIS Forum di Suva digelar secara hybrid dan dihadiri oleh para perwakilan dari 22 negara AIS, seperti Bahrain, Cabo Verde, Comoros, Cuba, Cyprus, Fiji, Indonesia, Inggris Raya, Kiribati, Madagascar, Malta, Marshall Island, New Zealand, Palau, Papua New Guinea, Samoa, Sao Tome & Principe, Seychelles, Singapura, Solomon Island, Sri Lanka, Tuvalu dan serta 5 organisasi internasional seperti Melanesia Spearhead Group (MSG), Pacific Island Forum (PIF), Pacific Islands Development Forum (PIDF), South Pacific Regional Environment Programme (SPREP) dan UNDP Pasifik.
Pertemuan ini membahas tindak lanjut kerja sama dalam AIS Forum dan rangkaian persiapan menuju penyelenggaraan Pertemuan Pertama antar Kepala Negara/Pemerintahan negara pulau dan kepulauan dari seluruh dunia yang akan digelar pada 11 Oktober 2023 di Bali, Indonesia.
Pertemuan Kepala Pemerintahan AIS Forum di Indonesia Oktober mendatang bertujuan memperkuat komitmen untuk meningkatkan kolaborasi konkret pada empat isu strategis, yaitu adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dan manajemen bencana alam, pembangunan ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola pemerintahan maritim yang baik.
Mr. Norimasa Shimomura, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia mengatakan, UNDP telah terlibat secara aktif sejak awal pembentukan dan terus mendorong untuk mewujudkan AIS Forum sebagai forum kerja sama pembangunan yang inklusif dan terbuka.
Ini adalah bentuk komitmen UNDP mendorong tercapainya tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), lebih khusus SDG 14 sebagai fokus utama dari AIS Forum. Dalam pidato pembukaannya, Mr. Shimomura turut menekankan komitmen UNDP memfasilitasi kolaborasi dan menciptakan inovasi dalam AIS Forum, demi laut dan masa depannya.
"Kami berkomitmen dan percaya berinvestasi pada lautan dapat berguna untuk masa depan kita. Kami menegaskan kembali komitmen untuk mendukung penuh AIS Forum, demi mempromosikan pembangunan dan peningkatan kapasitas dari negara-negara AIS melalui program-program dan proyek-proyek yang dilaksanakan,” ujar Shimomura.
Editor: Vien Dimyati