Pemandangan Memukau Sawah Berbentuk Jaring Laba-Laba Raksasa di Flores
JAKARTA, iNews.id - Selalu saja ada yang menarik untuk dijelajahi ketika berada di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mulai dari pegunungan, pantai, danau, hingga budayanya membuat wisatawan lokal dan mancanegara takjub.
Salah satu keunikan di Flores yang harus dikunjungi adalah persawahannya yang unik berbentuk jaring laba-laba raksasa atau biasa disebut Spider Rice Field di Persawahan Lingko Lodok, Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores.
Lingko Lodok merupakan ikon budaya orang Manggarai dalam pembagian tanah. Leluhur orang Manggarai membagi tanah secara berkeadilan. Setiap pemilik tanah memiliki ukuran yang sama besar.

"Suatu pemandangan yang luar biasa uniknya yaitu pemandangan luas sawah yang berbentuk jaring laba-laba atau yang biasa dikenal dengan Spider Rice Field. Ternyata, bentuk sawah yang menyerupai jaring laba-laba tersebut merupakan tradisi adat masyarakat Kabupaten Manggarai dalam hal pembagian lahan sawah dan kebun yang disebut dengan Lingko. Lingko adalah tanah adat yang dimiliki bersama dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Sungguh sangat artsy sekali masyarakat desanya ya gaes, sawah aja bisa dibikin indah gitu," tulis Instagram @infiatravel, dikutip Selasa (2/10/2018).
Keunikan persawahan Lingko ini memiliki titik nol yang berada di tengah-tengah lahan. Polanya dengan menarik garis panjang dari titik tengah yang dalam bahasa Manggarai disebut Lodok hingga ke bidang terluar atau cicing. Filosofinya mengikuti bentuk sarang laba-laba, di mana Lodok bagian yang kecil berada di bagian dalam dan semakin melebar.
Persawahan nan hijau ini menjadi daya pikat tersendiri bagi traveler. Tidak sedikit bagi mereka yang berswafoto di sini. Untuk mendapatkan pemandangan terbaik melihat persawahan laba-laba ini, Anda dapat melakukan pendakian ke bukit di Kampung Meler. Dari atas, bukit Anda akan melihat keindahan persawahan Lingko Lodok. Bagaimana, apakah Anda tertarik menikmati persawahan terunik di dunia ini?
Editor: Vien Dimyati