Penemuan Situs Kuno Benteng Istana Majapahit di Pegunungan Jawa Timur, Mirip Tembok China!
JAKARTA, iNews.id - Situs peninggalan tembok raksasa yang konon bekas Kerajaan Majapahit tengah menghebohkan jagat maya. Indonesia memang memiliki segudang cerita sejarah terkait kerajaan, adat istiadat, serta situs warisan peninggalan nenek moyang pada masa lampau.
Meski sudah banyak yang ditemukan dan tertulis di buku-buku pelajaran, ternyata jika ditelusuri lebih lanjut, masih banyak peninggalan kerajaan kuno yang belum diketahui dan terdengar asing bagi masyarakat. Salah satunya terungkap dalam kanal YouTube Kuno Brono.
Pemilik akun menemukan tembok raksasa yang mirip Tembok Besar China. Situs itu berada di tengah hutan Gunung Kutogirang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Dikatakan, tembok itu dibuat sekitar abad ke-15, di bawah kepemimpinan Raja Girindrawardana.

Sang pemilik akun memperlihatkan secara detail jika tembok yang memanjang itu memiliki ketebalan sekitar 2 meter. Diperkirakan, ketinggiannya sekitar 4 meter dan panjangnya mencapai 300 metar.
Letaknya berada di bawah pohon mangga dan pohon pisang, kemudian terdapat tanaman lompong alias daun talas yang sangat subur di sekitarnya. Sayang, batu bata tebal yang tersusun pada tembok raksasa itu sudah roboh dan diselimuti lumut serta rumput liar yang hijau.
"Jadi panjangnya itu sekitar 300 meter. Panjang sekali. Sayangnya ini sudah ambruk dan lumut sekali," ujar pemilik akun, dikutip Sabtu (14/5/2022).
Sang pemilik akun menyelipkan sedikit informasi terkait situs bangunan kuno Indonesia. Katanya, bangunan zaman dahulu tak memerlukan semen sebagai perekat batunya. Hanya ditumpuk begitu saja, karena orang pada zaman itu memiliki kesaktian tersendiri.
"Gak usah semen sudah kuat sekali seperti ini. Jadi tuh tebal-tebal sekali batu batanya," katanya lagi.
Letaknya yang jauh dari pemukiman penduduk, persisnya di tengah hutan sepi yang tertutup dengan semak belukar dan rumput yang mengelilingi tembok tersebut, membuat situs bersejarah ini hanya diketahui oleh penduduk setempat saja. Meski demikian, hingga saat ini belum ada penelitian secara pasti apakah benar bangunan tersebut merupakan situs Majapahit.
Editor: Vien Dimyati