Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harga Tiket Masuk Monas 2024, Wisata Sejarah di Tengah Pusat Kota Jakarta
Advertisement . Scroll to see content

Pengunjung Takjub Melihat Super Blue Blood Moon di Monas

Rabu, 31 Januari 2018 - 20:06:00 WIB
Pengunjung Takjub Melihat Super Blue Blood Moon di Monas
Melihat super blue bloo moon di Monas (Foto: iNews.id/Rahma)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Penampakan fenomena super blue blood moon mulai menunjukkan aktivitasnya. Bulan tampak membesar dan secara perlahan tenggelam di dalam kegelapan. Penampakan ini membuat pengunjung Monas takjub dengan fenomena alam yang terjadi pada 152 tahun lalu.

Pengunjung terlihat mengantre panjang di cawan Monas untuk melihat super blue blood moon. Masyarakat terlihat antusias untuk melihat gerhana dari teleskop yang disediakan Monas.

Menurut Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas, Nahamad, pengunjung dapat melihat bulan melalui teleskop selama 30 detik. Hal ini dilakukan agar antrian tidak panjang.

"Hanya boleh 30 detik melihat di teleskop," ujar Nahamad kepada iNews.id, di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).

Darmawati, salah satu pengunjung yang sudah melihat bulan dari teleskop di Cawan Monas mengungkapkan, ini merupakan pengalaman pertamanya melihat bulan dari teleskop. Darmawati mengaku sangat senang bisa melihat bulan sangat dekat dan terang dari teleskop. "Seru banget, bulannya keliatan deket banget dan terang," ungkap Darmawati.

Sedangkan Herino Setyorini masih mengantre di depan lift untuk mencapai puncak.  Dia bersama ibunya telah antre selama satu jam untuk bisa naik ke puncak.

"Penasaran sih mau lihat pemandangan kalau dari atas puncak gimana, tapi nanti lihat lebih jelasnya pake teleskop di Cawan," ungkap Herino. Dia sengaja datang dari Sunter, Jakarta Utara ke Monas bersama ibunya untuk melihat gerhana bulan.

Fenomena super blue blood moon hanya bisa dilihat dari cawan Monas. Meski tak dapat melihat gerhana dari teropong di puncak Monas, namun pengunjung tetap ramai mengantre untuk naik ke puncak.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Pengelola Kawasan Monas, Arista Nurbaya, mengungkapkan, terepong di puncak tidak dapat digunakan untuk melihat gerhana.

Menurut Arista, teropong hanya dapat melihat dalam jarak jauh bukan untuk melihat benda langit. Bahkan, jeruji besi menghalangi pemandangan langit. "Teropong yang kita miliki itu hanya untuk melihat yang jaraknya sangat terbatas dan saya yakin kalau untuk melihat malam juga gak akan membantu," tutur Arista.

Pengunjung yang ingin melihat super blue blood moon dapat mengunjungi Monas, karena Monas akan buka sampai pukul 23.00 WIB.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut