Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemenpar Bagi-Bagi Paket Wisata Libur Nataru 2025, Banyak Diskon Tiket Pesawat!
Advertisement . Scroll to see content

Mitologi hingga Kisah Cinta di Balik Perayaan Holi di India, Festival Warna yang Mendunia

Kamis, 17 Maret 2022 - 23:11:00 WIB
Mitologi hingga Kisah Cinta di Balik Perayaan Holi di India, Festival Warna yang Mendunia
Mitologi hingga kisah cinta di balik perayaan Holi di India (Foto: Nationalgeographic)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Terdapat mitologi hingga kisah cinta di balik perayaan Holi di India. Holi merupakan salah satu festival budaya yang tahunan yang digelar di hampir seluruh wilayah di India.

Festival ini bahkan mencuri perhatian wisatawan dari luar negeri untuk menyambangi Negeri Bollywood tersebut.

Dalam perayaan tradisi Holi, masyarakat dari berbagai lapisan berkumpul dan saling melempar serbuk warna-warni. Warna-warni serbuk tersebut diyakini berkaitan dengan beragam unsur di antaranya adalah agama, budaya, dan mitologi.

Setiap warna juga memiliki arti masing-masing, misalnya saja merah berarti cinta dan kesuburan, kuning adalah warna alami kunyit melambangkan rempah-rempah asli India, biru mewakili Kresna, dan hijau untuk awal yang baru.

Holi dianggap sebagai salah satu festival paling dihormati dan dirayakan di India dan dirayakan di hampir setiap bagian negara.

Dikutip iNews.id dari holifestival.org, perayaan ini juga sering disebut sebagai 'Festival Cinta' karena dalam acara tersebut orang-orang berkumpul bersama untuk melupakan semua kebencian dan semua jenis perasaan buruk satu sama lain.

Salah satu festival terbesar di India berlangsung selama satu hari dan satu malam. Biasanya, dimulai pada malam Purnama atau Hari Bulan Purnama di bulan Falgun, kalender Bengali.

Mitologi hingga Kisah Cinta di Balik Perayaan Holi di India

Holi adalah festival kuno India dan awalnya dikenal sebagai 'Holika'. India Times menyatakan, festival-festival tersebut menemukan deskripsi rinci dalam karya-karya keagamaan awal seperti Purva Mimamsa-Sutras Jaimini dan Kathaka-Grhya-Sutras. Sejarawan juga percaya Holi dirayakan oleh semua Bangsa Arya tetapi lebih banyak di bagian Timur India.

Dikatakan, Holi telah ada beberapa abad sebelum Kristus. Namun, makna festival diyakini telah berubah selama bertahun-tahun.

Sebelumnya, perayaan ini adalah ritual khusus yang dilakukan oleh wanita yang sudah menikah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga mereka dan bulan purnama (Raka) disembah. Di beberapa bagian India, khususnya di Bengal dan Orissa, Holi Purnima juga diperingati sebagai hari lahir Shri Chaitanya Mahaprabhu (1486-1533 M). 

Namun, arti harfiah dari kata 'Holi' adalah 'membakar'. Ada berbagai legenda untuk menjelaskan istilah tersebut. Tetapi yang paling menonjol dari semuanya adalah legenda atau mitologi yang terkait dengan raja iblis Hiranyakashyap.

Diceritakan, Raja Iblis Hiranyakashyap ingin semua orang di kerajaannya menyembah hanya kepadanya. Namun, dia dibuat sangat kecewa ketika putranya, Prahlad menjadi penyembah setia Narayana atau Wisnu.

Hiaranyakashyap lalu memerintahkan adiknya yang bernama Holika untuk memasuki api yang menyala-nyala dengan Prahlad di pangkuannya.

Dikisahkan Holika memiliki anugerah di mana dia bisa masuk ke dalam api tanpa merasa panas atau terbakar. Namun, Holika tidak menyadari anugerah itu bekerja hanya ketika dia memasuki api sendirian. 

Akibatnya, niat jahat itu justru mencelakakan dirinya sendiri. Sementara itu, Prahlad justru selamat berkat anugerah dewa Wisnu atas pengabdiannya. Oleh karena itu, festival kemudian muncul sebagai monumen perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan juga kemenangan pengabdian.

Kisah Cinta di Balik Perayaan Holi

Legenda kisah cinta Krishna dan Radha juga dikaitkan dengan tradisi lempar bubuk dan air berwarna tersebut. Krishna adalah titisan Dewa Wisnu yang digambarkan sebagai seseorang dengan kulit berwarna biru tua.

Pada suatu ketika, dikisahkan Krishna pernah mengeluh kepada sang Ibu mengenai warna kulitnya yang tak secantik warna kulit Radha. Untuk mengobati kesedihan putranya, ibunda Krishna lalu meminta Radha untuk mengolesi kulitnya dengan cat agar menyerupai Krishna.

Dari kisah tersebut, kemudian diyakini itulah cikal bakal kebiasaan masyarakat India mengolesi kulit orang yang dicintai dengan serbuk warna.

Ada juga beberapa legenda lain yang terkait dengan festival Holi seperti legenda Siwa dan Kamadeva atau Ogress Dhundhi dan Pootana. Semua menggambarkan kemenangan kebaikan atas kejahatan serta sarat akan cinta.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut